INFOTABAGSEL.com-PDI Perjuangan menilai tingkat penurunan elektabilitas calon presiden Joko Widodo masih dalam batas kewajaran. Hal itu berdasarkan survei yang digelar Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC).
"Yang pertama kalau dilihat penguatan atau pelemahannya itu kecil sekali, dan itu masih sesuai dengan margin, tapi seakan-akan turun," kata Politisi Senior PDIP Pramono Anung di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Pramono juga melihat siapapun tokoh yang dipasangkan dengan Jokowi tetap memenangkan pemilihan presiden. Hal itu, kata Pramono, menunjukkan ketokohan Jokowi cukup tinggi.
"Kalau ada penurunan, mungkin setelah pemilu kemarin enggak gerak sama sekali, dan sekarang hadirnya Pak Jokowi di Jawa Tengah dan Timur di tengah-tengah masyarakat dan selanjutnya akan ke Sumatera akan menumbuhkan kecintaan masyarakat kepada Jokowi akan naik lagi," ungkapnya.
Pramono membantah bila penurunan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu disebabkan faktor internal. Menurutnya saat survei dilakukan, pihaknya sedang fokus pemilihan legislatif.
"Beliau juga saat ini masih menjadi Gubernur, sehingga dia tidak seekstra seperti yang lain, tapi saat ini dia bisa mengatur waktu, Sabtu-Minggu dia bisa berkeliling," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, elektabilitas Joko Widodo mengalami penurunan dibandingkan Prabowo Subianto. Meskipun elektabilitas Jokowi masih unggul dibandingkan dengan capres lainnya.
Dalam survei yang digelar Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC), tren Jokowi dalam lima bulan terakhir menurun, sementara Prabowo naik.
Elektabilitas Jokowi mengalami fluktuasi cukup signifikan. Pada Desember 2013, elektabilitas Jokowi sebesar 51 persen. Namun dua bulan berikutnya, Februari 2014, elektabilitas Jokowi menurun di angka 39 persen. Pada Maret 2014 kembali naik menjadi 52 persen, dan terakhir pasca pileg 9 April elektabilitas Jokowi 47 persen.
Sementara Prabowo Subianto mengalami kenaikan yang relatif stabil, dari 22 persen di Desember 2013 menjadi 32 persen di April 2014 pascapileg.
Survei dilakukan pada 20-24 April 2014. Survei ini menggunakan metodologi cluster random sampling dengan teknik wawancara dan tatap muka langsung dengan responden awal berjumlah 2040, namun yang valid dianalisa berjumlah 2015 responden. Margin of error sebesar -/+ 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control sebesar 20 persen dari responden didatangi kembali untuk ditanyakan oleh supervisor (spot chcek). Responden survei adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu.
"Yang pertama kalau dilihat penguatan atau pelemahannya itu kecil sekali, dan itu masih sesuai dengan margin, tapi seakan-akan turun," kata Politisi Senior PDIP Pramono Anung di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Pramono juga melihat siapapun tokoh yang dipasangkan dengan Jokowi tetap memenangkan pemilihan presiden. Hal itu, kata Pramono, menunjukkan ketokohan Jokowi cukup tinggi.
"Kalau ada penurunan, mungkin setelah pemilu kemarin enggak gerak sama sekali, dan sekarang hadirnya Pak Jokowi di Jawa Tengah dan Timur di tengah-tengah masyarakat dan selanjutnya akan ke Sumatera akan menumbuhkan kecintaan masyarakat kepada Jokowi akan naik lagi," ungkapnya.
Pramono membantah bila penurunan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu disebabkan faktor internal. Menurutnya saat survei dilakukan, pihaknya sedang fokus pemilihan legislatif.
"Beliau juga saat ini masih menjadi Gubernur, sehingga dia tidak seekstra seperti yang lain, tapi saat ini dia bisa mengatur waktu, Sabtu-Minggu dia bisa berkeliling," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, elektabilitas Joko Widodo mengalami penurunan dibandingkan Prabowo Subianto. Meskipun elektabilitas Jokowi masih unggul dibandingkan dengan capres lainnya.
Dalam survei yang digelar Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC), tren Jokowi dalam lima bulan terakhir menurun, sementara Prabowo naik.
Elektabilitas Jokowi mengalami fluktuasi cukup signifikan. Pada Desember 2013, elektabilitas Jokowi sebesar 51 persen. Namun dua bulan berikutnya, Februari 2014, elektabilitas Jokowi menurun di angka 39 persen. Pada Maret 2014 kembali naik menjadi 52 persen, dan terakhir pasca pileg 9 April elektabilitas Jokowi 47 persen.
Sementara Prabowo Subianto mengalami kenaikan yang relatif stabil, dari 22 persen di Desember 2013 menjadi 32 persen di April 2014 pascapileg.
Survei dilakukan pada 20-24 April 2014. Survei ini menggunakan metodologi cluster random sampling dengan teknik wawancara dan tatap muka langsung dengan responden awal berjumlah 2040, namun yang valid dianalisa berjumlah 2015 responden. Margin of error sebesar -/+ 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control sebesar 20 persen dari responden didatangi kembali untuk ditanyakan oleh supervisor (spot chcek). Responden survei adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar