DAFTAR BERITA

Sabtu, 01 Maret 2014

Indonesia Ajak Dunia Membangun Negara Palestina

Presiden SBY dan PM Palestina Rami Hamdallah menyambut para peserta Konferensi ke-2 CEAPAD di Kemenlu, Jakarta, Sabtu (1/3) pagi. (foto: laily/presidenri.go.id)

INFO TABAGSEL.com-Perjuangan rakyat Palestina yang sudah berlangsung sejak 5,5 dekade telah mencapai puncak tertinggi ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November 2012 menjadikan Palestina sebagai negara, bukan hanya peninjau. Indonesia mengajak dunia memperkuat dukungan agar Palestina menjadi negara anggota PBB.

"Kita bisa menjadikannya kenyataan dengan memperkuat upaya untuk mendukung mereka dalam pembangunan bangsa dan negara," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden SBY menyampaikan hal tersebut saat membuka Konferensi ke-2 Kerja Sama Antarnegara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina atau The 2nd Conference on Cooperation Among East Asian Countries for Paslestinian Development (CEAPAD) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (1/3) pukul 10.00 WIB.

Sidang Mejelis Umum PBB November 2012 lalu menjadikan Palestina sebagai negara berkat dukungan kuat dari 138 negara Asia dan Afrika, termasuk Indonesia, bersama dengan negara-negara lainnya.

"Kita menantikan pengakuan dunia atas Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, dan sebagai negara anggota PBB," Presiden SBY menambahkan.

Indonesia dan negara-negara Asia Timur lainnya, lanjut Presiden, harus memberikan upaya tambahan pada mekanisme yang sudah ada guna mendukung Palestina. "Hal ini bisa dilakukan dengan memperkuat peran sektor swasta dalam upaya pembangunan ekonomi Palestina," ujar SBY.

Oeh karena itu, Presiden menyambut baik konferensi internasional yang melibatkan para pengusaha dari negara-negara Asia Timur, Palestina, dan juga negara-negara Arab lainnya yang tergabung dalam kerangka kerja CEAPAD.

Penguatan interaksi ekonomi akan melibatkan komunitas bisnis Palestina dalam kegiatan ekonomi yang lebih mendunia. Pada saat yang sama, diharapkan ini akan membuka peluang yang lebih baik untuk otoritas Palestina menarik investor asing.

"Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka dan dipandang dari sisi ekonomi akan mampu berkontribusi untuk keamanan dunia dan stabilitas di Timur Tengah," SBY menjelaskan.

Melalui upaya kolektif CEAPAD diharapkan dapat memperkuat dan memperbarui komitmen untuk mendukung Palestina, yang juga melibatkan dukungan Asia-Afrika dalam konteks New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).

"Kita harus bahu-membahu tanggung jawab untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina demi masa depan mereka yang lebih baik. Kita harus memastikan mereka bisa menyediakan kebutuhan utama rakyatnya, dalam prinsip god governance," ujar Presiden.

Sebelumnya, dalam laporannya Menlu Marty Natalegawa mengatakan solidaritas dan dukungan Indonesia untuk kedaulatan Palestina sudah sangat nyata terlihat sejak konferensi yang dilaksanakan di Bandung pada tahun 1995. Dalam CEAPAD kali ini akan dibahas bagaimana membangun dan memperkuat kerja sama antarnegara Asia Timur untuk pembangunan Palestina. "Baik itu pembangunan kapasitas maupun ekonomi," ujar Marty.

PM Palestina Rami Alhamdallah sendiri dalam sambutannya sangat mengapresiasi Indonesia sebagai tuan rumah dan juga negara lainnya yang mendukung Palestina menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

Pertemuan CEAPAD II merupakan pertemuan setingkat menteri negara-negara Asia Timur (ASEAN plus Jepang, RRT? dan Korsel) dan mitra pembangunan lainnya. Kesediaan Indonesia sebagai tuan rumah merupakan penegasan atas dukungan dan bantuan pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap Palestina serta memperjelas posisi Indonesia di antara negara Asia Timur sebagai salah satu aktor utama yang konsisten menyuarakan perjuangan Palestina.

Penyelenggaraan CEAPAD II ini dipandang penting dalam upaya meninjau kembali inisiatif-inisiatif kerja sama pembangunan untuk Palestina dan merancang kembali komitmen NAASP tahap ke-2.

Berbeda dengan CEAPAD I di Tokyo, CEAPAD II melibatkan pihak swasta. Bekerjasama dengan Kadin Indonesia, diselenggarakan pula CEAPAD Business Meeting and Trade Expo pada 1-2 Maret di Jakarta. Sebanyak 30 pengusaha Palestina akan berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

Konferensi CEAPAD II dihadiri oleh 31 negara, terdiri dari 13 negara peserta, 5 organisasi internasional, dan 13 negara observer antara lain AS, Australia, Norwegia, India, Uni Eropa, Quartet Office, serta sejumlah negara Timur Tengah. Tampak hadir juga Menlu Jepang Fumio Kishida dan Menlu Afrika Selatan Maite Nkoana Mashabane.

Tidak ada komentar: