INFO TABAGSEL.com-Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta lembaga keuangan termasuk
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih mengakar dengan menciptakan
produk-produk yang menjadi kebutuhan masyarakat.
"Presiden mengharapkan industri keuangan nasional dimasa-masa mendatang mengakar
ke bawah, dengan membuka akses keuangan bagi masyarakat di bawah secara
inklusif," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Muliaman D. Hadad dalam konferensi pers seusai bersama Gubernur Bank
Indonesia (BI) Agus Martowardojo diterima Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/1).
Namun
begitu, kata Muliaman Darmansyah Hadad, Presiden mengharapkan OJK juga
juga memenuhi kebutuhan masyarakat menengah atas yang makin tinggi,
menyediakan produk keuangan, dan pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Menurut
Muliaman, OJK sudah mulai beroperasi di seluruh Indonesia mulai Banda
Aceh hingga Jayapura. Untuk sementara, OJK saat ini menempati gedung BI.
Di masa mendatang, OJK akan terus melakukan penguatan di daerah, baik
dalam pengawasan perbankan maupun melakukan edukasi keuangan kepada
masyarakat luas.
Sementara
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan bahwa saat ini OJK telah
menjadi lembaga keuangan yang utuh, yang telah menjalankan tugas dan
fungsinya di bidang pengawasan pasar modal, kegiatan lembaga keuangan
non bank, mengawasi kegiatan perbankan sesuai yang diatur UU OJK.
Pada
pertemuan dengan Presiden SBY itu, jajaran pimpinan Bank Indonesia (BI)
dan Dewan Komisioner OJK melaporkan kepada Presiden SBY perihal
pengalihan fungsi pengawasan perbankan dari BI kepada OJK, yang sudah
mulai berjalan sejak 31 Desember 2013.
Jaga Koordinasi
Presiden
mengharapkan BI dan OJK senantiasa membangun koordinasi dan komunikasi
dengan instansi terkait di bidang keuangan, melalui Forum Koordinasi
Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), yang terdiri dari Pemerintah, BI,
OJK dan LPS, baik dalam kondisi ormal maupun dalam keadaan krisis.
"Kami
berharap koordinasi dan komunikasi terus berjalan bukan hanya di level
kebijakan tetapi di level teknis pun berjalan dengan baik," kata Ketua
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad.
Presiden
mengingatkan keberhasilan Indonesia dalam menghadapi krisis 2005 dan
2008 berkat koordinasi dengan baik. Dengan demikian, koordinasi yang
baik , akan menumbuhkan rasa percaya masyarakat terhadap lembaga
perbankan.
Gubernur
BI Agus Martowardojo menambahkan dengan koordinasi, diharapkan akan
mampu meningkatkan taraf hidup rakyat sebagai tujuan pembangunan
nasional.
"Hal
ini akan terwujud kalau lembaga-lembaga sektor keuangan melakukan
koordinasi, sehingga mampu menciptakan kondisi ekonomi yang sehat, dan
pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati oleh rakyat secara menyeluruh," kata
Agus.
Sebagaimana
diketahui, Presiden SBY meluncurkan Cetak Biru Strategi Nasional
Literasi Keuangan Indonesia pada November 2013 lalu. Peluncuran cetak
biru ini diharapkan mendorong keuangan yang dapat dipahami dan diakses
oleh masyarakat menuju jasa keuangan inklusif.
Gubernur
BI Agus Martowardojo. bertemu Presiden SBY bersama Dewan Komisioner
OJK terdiri atas Muliaman Hadad sebagai ketua, Nurhaida (anggota),
Firdaus Djaelani (anggota), Kusumaningtuti Sandriharmy (anggota), Ilya
Avianti (anggota), Nelson Tampubolon (anggota), Rahmat Waluyanto
(anggota), Halim Alamsyah (anggota ex-officio dari BI), dan Anny
Ratnawati (sebagai anggota ex-officio dari BI).
Sementara
Presiden SBY didampingi oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko
Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam,
dan Menkeu M. Chatib Basri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar