INFO TABAGSEL.com-Juru bicara kepresidenan bidang luar negeri Teuku Faizasyah membantah adanya rencana deportasi terhadap aktor Hollywood Harrison Ford.
Isu deportasi itu dilontarkan oleh Staf Presiden Bidang Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, hari Selasa (10/09), seperti dilaporkan sejumlah media.
Andi Arief merasa Ford telah "melecehkan kantor resmi negara" dengan perilakunya saat mewawancarai Menteri Kehutanan Zulkifi Hasan hari Senin (09/09).
Ia mengklaim pemeran Indiana Jones itu antara lain "melompat-lompat di meja kantor kementerian."
Zulkifli Hasan sendiri dalam konferensi pers di kantornya Senin malam mengatakan ia tidak bermasalah dengan pertanyaan-pertanyaan Ford dalam wawancara untuk film dokumenter tentang perubahan iklim, Years of Living Dangerously itu.
"Ini bukan wawancara seperti biasa, tapi buat film. Saya tidak terlatih akting. Dia emosinya tinggi. Saya kagok juga didandani macam-macam," kata Zulkifli kepada wartawan.
Namun saat BBC Indonesia menanyakan kebenaran rencana deportasi tersebut kepada Faizasyah ia membantahnya.
"Gila kali. Siapa bikin isu itu? Ini saja baru interview Bapak Presiden," kata Faizasyah dalam pesan pendek.
Wawancarai presiden
Harrison Ford tiba di Indonesia pada 1 September 2013 dan berkunjung ke Orangutan Centre Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, dan Taman Nasional Tesso Nilo di Riau.
Years of Living Dangerously diproduseri oleh James Cameron, Jerry Weintraub, Arnold Schwarzenegger dan produser 60 Minutes Joel Bach serta David Gelber.
Sejumlah aktor Hollywood seperti Matt Damon, Alec Baldwin dan juga Harrison Ford sendiri akan menjadi narator di lapangan.
Hari ini Ford mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, juga masih dalam keperluan pembuatan film dokumenter yang rencananya akan ditayangkan di AS pada April 2014.
Faizasyah mengatakan wawancara dengan Yudhoyono berjalan lancar.
"Saya tidak disana saat interview Menhut, jadi tidak tahu suasananya. Yang saya tahu interview dengan Presiden berjalan baik dan Presiden melepas mereka yang memang siang ini tinggalkan Indonesia," kata Faizasyah.
"What a joke dengan deportasi," tutupnya.
Isu deportasi itu dilontarkan oleh Staf Presiden Bidang Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, hari Selasa (10/09), seperti dilaporkan sejumlah media.
Andi Arief merasa Ford telah "melecehkan kantor resmi negara" dengan perilakunya saat mewawancarai Menteri Kehutanan Zulkifi Hasan hari Senin (09/09).
Ia mengklaim pemeran Indiana Jones itu antara lain "melompat-lompat di meja kantor kementerian."
Zulkifli Hasan sendiri dalam konferensi pers di kantornya Senin malam mengatakan ia tidak bermasalah dengan pertanyaan-pertanyaan Ford dalam wawancara untuk film dokumenter tentang perubahan iklim, Years of Living Dangerously itu.
"Ini bukan wawancara seperti biasa, tapi buat film. Saya tidak terlatih akting. Dia emosinya tinggi. Saya kagok juga didandani macam-macam," kata Zulkifli kepada wartawan.
Namun saat BBC Indonesia menanyakan kebenaran rencana deportasi tersebut kepada Faizasyah ia membantahnya.
"Gila kali. Siapa bikin isu itu? Ini saja baru interview Bapak Presiden," kata Faizasyah dalam pesan pendek.
Wawancarai presiden
Harrison Ford tiba di Indonesia pada 1 September 2013 dan berkunjung ke Orangutan Centre Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, dan Taman Nasional Tesso Nilo di Riau.
Years of Living Dangerously diproduseri oleh James Cameron, Jerry Weintraub, Arnold Schwarzenegger dan produser 60 Minutes Joel Bach serta David Gelber.
Sejumlah aktor Hollywood seperti Matt Damon, Alec Baldwin dan juga Harrison Ford sendiri akan menjadi narator di lapangan.
Hari ini Ford mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, juga masih dalam keperluan pembuatan film dokumenter yang rencananya akan ditayangkan di AS pada April 2014.
Faizasyah mengatakan wawancara dengan Yudhoyono berjalan lancar.
"Saya tidak disana saat interview Menhut, jadi tidak tahu suasananya. Yang saya tahu interview dengan Presiden berjalan baik dan Presiden melepas mereka yang memang siang ini tinggalkan Indonesia," kata Faizasyah.
"What a joke dengan deportasi," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar