INFO TABAGSEL.com-Perusahaan tambang emas Martabe Batang Toru yang dikelola oleh G-Resources hingga saat ini tercatat telah memproduksi sebanyak 2.500 balok ‘dore’. Setiap balok dore rata-rata terdiri dari campuran 18%-20% emas dan 80%-82% perak.
Antonio, Gold Room Supervisor G-Resources, mengatakan berat masing-masing balok dore berkisar antara 15 kilogram sampai 20 kilogram. Bentuknya seperti batubata dengan ukuran yang berbeda-beda.
“Setiap batangan dore terdapat kode produksi dan angka yang menunjukkan produksi dari awal hingga saat ini,” ujarnya saat menjelaskan kepada wartawan di lokasi Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, Kamis (4/7).
Pada balok dore yang tercatat Kamis (4/7) tertulis angka 2.499 hingga lebih dari 2.500. Artinya, jumlah dore yang telah diproduksi hingga Kamis petang sudah mencapai lebih dari 2.500 batang.
Dore-dore tersebut masih bercampur antara emas dan perak. Nantinya, dore batangan dikirim setiap dua pekan ke PT Aneka Tambang Tbk di Jakarta untuk kemudian dipisahkan antara emas dan peraknya.
Tambang Emas Martabe mampu memproduksi sekitar 150 kilogram dore batangan per hari yang diperoleh dari bijih mineral atau disebut ‘ore’. Rata-rata dari satu ton batuan yang mengandung ore akan terdapat 2,5 gram emas dan 20 gram perak.
Tambang Emas Martabe tercatat telah memproduksi emas secara penuh pada kuartal II/2013 mencapai rata-rata 62.500 ounces atau 1,9 ton emas. Perusahaan menargetkan kapasitas produksi sepanjang tahun mencapai 250.000 ounce emas.
Tambang emas Martabe, Sumatra Utara, yang dikelola oleh perusahaan tambang asal Hong Kong, G-Resources. Perusahaan ini terletak di sisi barat Pulau Sumatra, Kecamatan Batangtoru, Provinsi Sumatra Utara, dengan luas wilayah 1.639 kilometer persegi, di bawah kontrak karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997.
Perusahaan ini memiliki sumberdaya 8,05 juta oz emas dan 77 juta oz perak, yang mulai berproduksi pada awal 2013. Kapasitas per tahun sebanyak 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.
Pemegang saham tambang emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95%, dan 5% saham lainnya dimiliki PT Artha Nugraha Agung, yang 70% sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30% oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Utara.
Sejak beroperasi pada Maret 2013, produksi emas Martabe terus meningkat hingga mencapai kapasitas penuh yang ditargetkan perusahaan.
Pada masa uji coba produksi yang dilakukan kuartal I/2013, produksi tambang emas Martabe mencapai 63.633 ounces atau setara dengan 1,9 ton emas dan produksi perak mencapai 244.383 ounces atau setara dengan 7,6 ton. Pendapatan dari penjualan emas dan perak sepanjang kuartal pertama mencapai US$117,9 juta
Pada kuartal II/2013 produksi emas sudah mencapai kapasitas penuh. Sejak Maret 2013 sampai Juni diperkirakan sudah 100% kapasitas produksi terpenuhi. Sebelumnya ketika uji coba mulai dari 30%-40%.
Sementara itu, Tambang Emas Martabe juga melakukan reklamasi dan reboisasi bagi area tambang yang sudah tidak dipergunakan lagi. Perseroan telah mendaftarkan proses perbaikan lingkungan tersebut kepada pemerintah.
Ditargetkan dalam 5 tahun hingga 2016 areal yang dihijaukan seluas 11,9 hektar. Tahun ini, Tambang Emas Martabe telah menghijaukan lahan bekas tambang seluas 4,32 hektar. Tahun ini ditargetkan lahan seluas 7,5 hektar dapat dihijaukan kembali.
Perusahaan menanam bibit tanaman kayu baik dari luar hutan maupun tanaman lokal di hutan-hutan sekitar pertambangan. Tanaman yang sudah ditanam antara lain bibit pohon trembesi, mahoni, sengon dan bibit tanaman lokal.
“Untuk tanaman lokal, kami mengambil langsung dari hutan bibitnya untuk kemudian dirawat dan ditanam. Kami sudah menanam lebih dari 1.000 pohon bibit tanaman lokal dari hutan sekitar pertambangan,” tegasnya.(BI)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar