Sejak ratusan tahun titik konflik memang menjadi sengketa wilayah dua negara. |
Pejabat resmi di Malaysia menyebut sedikitnya dua polisi tewas akibat bentrok bersenjata dengan sekelompok pria di negara bagian Sabah.
Aparat berwenang masih menyelidiki bentrokan, termasuk dugaan para pria bersenjata itu datang dari negara tetangga, Filipina.
Sedikitnya 100 warga Filipina mendarat dengan kapal di distrik Lahad Datu di Sabah timur pada bulan lalu.
Mereka mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari wilayah kerajaan yang mereka miliki, berdasarkan dokumen yang menurut mereka sudah berumur ratusan tahun.
Para pendatang ini, yang menamakan dirinya Angkatan Kesultanan Sulu, menguasai Lahad Datu sejak awal Februari.
Sementara Jumat (1/3) lalu 12 warga Filipina dan dua polisi Malaysia juga tewas akibat bentrok serupa.
'Tak kompromi'
Menurut kantor berita Associated Press selain dua polisi yang tewas dalam bentrok hari Minggu (3/3), lima pria yang diduga asal Filipina juga terbunuh dalam tembak-menembak ini.
Dalam pernyataannya Kepala Polisi Diraja Malaysia Ismail Omar menyatakan tembak-menembak terjadi pada malam Minggu di titik sekitar 150 kilometer dari satu distrik berbeda di Sabah timur dimana sebelumnya 14 orang juga tewas setelah anggota kelompok muslim Angkatan Kesultanan Sulu menguasai lokasi setempat.
"...tak akan kompromi... menyerah atau hadapi akibatnya"
PM Najib Razak
Para polisi yang tewas dalam insiden itu menurut Omar diserang tiba-tiba oleh sekelompok pria bersenjata di kota pantai Semporna.
Saat mendarat dari perairan setempat, ratusan warga Filipina ini mengklaim dengan membawa dokumen dari tahun 1800-an sebagai bukti wilayah itu milik kesultanan mereka. Berbagai seruan dari pemerintahan baik Malaysia maupun Filipina agar mereka meninggalkan lokasi konflik tak digubris.
Tempat ini memang secara geografis terletak sangat dekat dengan perbatasan Provinsi Sulu, yang hanya berjarak beberapa jam perjalanan dengan kapal laut.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan Sabtu (2/3) pemerintahnya ''tak akan kompromi... menyerah atau hadapi akibatnya.''
Polisi setempat menjatuhkan leaflet dari pesawat helikopter mendesak agar para pendatang menyerah sementara pasukan angkatan bersenjata negara itu memperkuat pasukan patrolinya di perairan perbatasan dua negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar