DAFTAR BERITA

Senin, 07 Januari 2013

India digemparkan kasus 'perkosaan baru'

Unjuk rasa memprotes pemerkosaan dan pembunuhan terus terjadi di India


INFO TABAGSEL.com-Empat orang polisi diskors dan satu orang lainnya dipindahtugaskan karena kinerja mereka dalam menangani kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan baru di ibukota India, Delhi.

Ayah dari korban pemerkosaan yang berusia 21 tahun itu mengatakan pada BBC bahwa putrinya diperkosa beramai-ramai. Jenazahnya ditemukan pada hari Sabtu.

Dua orang lelaki ditangkap dan tersangka ketiga dilaporkan telah melarikan diri.

Korban dalam kasus terbaru ini adalah seorang pegawai pabrik di Noida, sebuah wilayah di pinggiran Delhi.

Ia hilang pada Jumat malam dalam perjalanan pulang dari kantor, kata sebuah media India.

Ayah perempuan itu mengatakan polisi tidak melakukan tindakan apa pun saat ia melaporkan kehilangan anaknya, dan polisi justru mengatakan bahwa anaknya pergi bersama orang lain.

Kasus ini memicu protes di Noida.

Sementara itu, lima orang pria dihadirkan di pengadilan dalam sidang pertama kasus penculikan, pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan seorang mahasiswi berusia 23 tahun yang mengguncang India.
Pengadilan jalur cepat

Kabar mengenai kasus di Noida datang sebelum sidang di Delhi.

Keamanan di pengadilan sangat ketat, kata wartawan BBC Andrew North.

Jaksa mengatakan mereka memiliki bukti forensik yang ekstensif terhadap para tersangka, yang terancam hukuman mati jika terbukti bersalah.

Kelima tersangka yaitu Ram Singh, saudaranya Mukesh, Pawan Gupta, Vinay Sharma dan Akshay Thakur.

Persidangan mereka diperkirakan akan dilaksanakan di pengadilan baru jalur cepat dalam beberapa pekan mendatang.

Tersangka keenam yang dituduh terlibat adalah seorang remaja. Ia akan diadili di pengadilan khusus remaja.

Pada 16 Desember, korban yang merupakan seorang mahasiswi diperkosa selama satu jam di bus dan ia dibuang bersama teman lelakinya di tepi jalan.

Ia kemudian meninggal di rumah sakit St Elizabeth Singapura karena luka-lukanya sangat parah.

Aksi unjuk rasa terjadi di berbagai penjuru India.
Martir

Hari Minggu, ayah korban membantah laporan sebuah harian Inggris yang menyatakan bahwa ia ingin nama anaknya dipublikasikan.

Harian Sunday People mengatakan sang ayah telah memberikan izin untuk menyebut namanya dan nama anaknya, meski hukum India melindungi para korban kejahatan seksual dengan menutup identifikasi mereka.

Harian itu menampilkan foto sang ayah, tetapi mengatakan bahwa keluarga tidak menginginkan foto korban dipublikasikan.

Sang ayah dikutip oleh media India mengatakan ia membantah komentar-komentar di Sunday People.

"Saya hanya mengatakan kami tidak akan keberatan jika pemerintah menggunakan nama anak perempuan saya untuk undang-undang baru atas kejahatan terhadap perempuan yang harus lebih ketat dan lebih baik dari hukum yang ada saat ini," katanya seperti dikutip Hindustan Times.

Pekan lalu, ia mengatakan pada BBC Hindi bahwa ia tidak keberatan nama anak perempuannya digunakan dalam konteks revisi undang-undang anti pemerkosaan.

"Ia adalah martir. Hal itu tidak akan menyebabkan masalah bagi keluarga," kata dia.

Tidak ada komentar: