Makassar (ANTARA News) - Unjuk rasa memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) dan Hari Anti Korupsi di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, berakhir bentrok.
Bentrokan mahasiswa terjadi di berbagai titik seperti di Kejaksaan Tinggi berdampingan dengan Jembatan fly over, massa dari berbagai kampus bentrok dengan polisi sehingga situasi tidak terkendali.
Pemicu terjadinya bentrokan berawal dari isu adanya penangkapan beberapa mahasiswa oleh polisi. Tidak terima mahasiswa kemudian meminta agar rekannya dilepas. Situasi kemudian tidak terkendali, mahasiswa kemudian melempari polisi dengan batu sementara polisi membalas dengan gas air mata.
Bentrokan polisi dan mahasiswa tersebut berlangsung hampir dua jam saat hujan, polisi lalulintas terpaksa bekerja keras mengalihkan kendaraan menuju jalan anternatif di sepanjang jalan Urip Sumoharjo.
Kemacetan pun tidak terhindarkan akibat pertemuan di bawah jembatan fly over antara jalan Urip Sumoharjo, Andi Pangeran Pettarani dan Tol Reformasi ditutup pendemo.
Sebelumnya, bentrokan saling lempar batu juga terjadi antara mahasiswa dengan supir angkot dan sejumlah penguna jalan di jalan Sultan Alaudin depan Kampus UIN Alauddin. Para supir angkot kesal karena mahasiswa menutup sepenuhnya jalan tersebut.
"Kenapa kalau demo harus tutup jalan kah?, ini mahasiswa apa kerjanya, bukan tambah pintar malah tambah bodoh. Kita ini orang sudah susah malah disusahkan cari uang, ini karena mereka tutup jalan, tutup rejeki kita juga," ujar Syamsuddin supir angkot.
Dalam aksi mahasiswa itu, mereka menuntut agar sejumlah kasus korupsi dituntaskan dan meminta Ketua KPK Abraham Samad bertindak tegas tanpa pandang bulu.
"Kami menuntut agar semua kasus korupsi dituntaskan sebenar-benarnya, dan tanpa pandang bulu dan rasa kasihan, karena rakyat akan semakin sengsara dibuat para pelaku korupsi," tutur Awaluddin salah satu pendemo.
Berdasarkan pantauan hingga malam, arus kendaraan berangsur-angsur normal kembali, karena sebelumnya banyak pemilik kendaraan dan pengguna jalan lainnya terpaksa memilih tinggal di kantor dan rumah mereka menunggu hingga demonstrasi reda. (DF/F003)
Bentrokan mahasiswa terjadi di berbagai titik seperti di Kejaksaan Tinggi berdampingan dengan Jembatan fly over, massa dari berbagai kampus bentrok dengan polisi sehingga situasi tidak terkendali.
Pemicu terjadinya bentrokan berawal dari isu adanya penangkapan beberapa mahasiswa oleh polisi. Tidak terima mahasiswa kemudian meminta agar rekannya dilepas. Situasi kemudian tidak terkendali, mahasiswa kemudian melempari polisi dengan batu sementara polisi membalas dengan gas air mata.
Bentrokan polisi dan mahasiswa tersebut berlangsung hampir dua jam saat hujan, polisi lalulintas terpaksa bekerja keras mengalihkan kendaraan menuju jalan anternatif di sepanjang jalan Urip Sumoharjo.
Kemacetan pun tidak terhindarkan akibat pertemuan di bawah jembatan fly over antara jalan Urip Sumoharjo, Andi Pangeran Pettarani dan Tol Reformasi ditutup pendemo.
Sebelumnya, bentrokan saling lempar batu juga terjadi antara mahasiswa dengan supir angkot dan sejumlah penguna jalan di jalan Sultan Alaudin depan Kampus UIN Alauddin. Para supir angkot kesal karena mahasiswa menutup sepenuhnya jalan tersebut.
"Kenapa kalau demo harus tutup jalan kah?, ini mahasiswa apa kerjanya, bukan tambah pintar malah tambah bodoh. Kita ini orang sudah susah malah disusahkan cari uang, ini karena mereka tutup jalan, tutup rejeki kita juga," ujar Syamsuddin supir angkot.
Dalam aksi mahasiswa itu, mereka menuntut agar sejumlah kasus korupsi dituntaskan dan meminta Ketua KPK Abraham Samad bertindak tegas tanpa pandang bulu.
"Kami menuntut agar semua kasus korupsi dituntaskan sebenar-benarnya, dan tanpa pandang bulu dan rasa kasihan, karena rakyat akan semakin sengsara dibuat para pelaku korupsi," tutur Awaluddin salah satu pendemo.
Berdasarkan pantauan hingga malam, arus kendaraan berangsur-angsur normal kembali, karena sebelumnya banyak pemilik kendaraan dan pengguna jalan lainnya terpaksa memilih tinggal di kantor dan rumah mereka menunggu hingga demonstrasi reda. (DF/F003)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar