INFO TANAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono meminjau lokasi panen raya padi Ciherang, di Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (11/12) siang. Setiba di tempat acara, Presiden disambut Menteri Pertanian Suswono dan langsung memotong padi yang mulai menguning dengan sabit sebagai simbol panen.
"Alhamdulilah panen," kata Presiden SBY sembari mengangkat hasil potongannya. Presiden kemudian berdialog dengan petani dan menanam pagi.
Pemeritah, kata Presiden SBY, selalu berharap pertanian dapat berlangsung dengan baik sehingga berimbas pada kesejahteraan rakyat. "Jawa Timur adalah provinsi andalan penyumbang cadangan beras yang paling besar sehingga harus kita jaga dengan baik," ujar Presiden SBY.
Dewasa ini jumlah penduduk dunia meningkat pesat, mencapai 7 miliar jiwa. Diperkirakan pada tahun 2045 manusia akan berjumlah 9 miliar. "Manusia sedunia memerlukan pangan yang lebih besar, termasuk bangsa Indonesia. Di seluruh dunia manusia yang mengkonsumsi beras paling tinggi, yang memakan nasi paling banyak, adalah bangsa Indonesia," SBY menjelaskan.
Terhadap adaya jargon 'belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi', Presiden SBY tidak menentangnya, namun memberikan catatan. "Tidak apa-apa justru itulah kekhasan kita dibanding bangsa lain. Kalau kita tahu kita ini senang nasi, maka marilah kita mengembangkan tanaman padi dengan sebaik-baiknya," SBY mengingatkan.
"Saya serukan kepada bupati dan walikota seluruh Indonesia agar jangan terlalu mudah untuk menghilangkan lahan-lahan persawahan, lahan-lahan untuk tanaman padi. Kalau lahan makin sedikit, maka produksi padi dan beras kita juga makin sedikit yang berakibat pada harga beras menjadi mahal," SBY menambahkan. Saat ini, lanjut Presiden, banyak teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi.
Presiden SBY menjelaskan bahwa kunjungannya ini untuk memastikan panen berlangsung dengan baik dan harga padi pun baik. Organisasi petani juga berjalan. "Saya senang panguyubanya rukun, tumbuh berkembang, saling menjaga," Presiden menuturkan. "Kalau rakyat Indonesia seluruhnya seperti ini, insya Allah negara kita akan aman, makmur, dan adil," SBY menandaskan.
Area pertanian di Desa Sukorejo, lokasi panen ini, seluas 420 hektar, tiap hektar menghasilkan 9,6 ton per bulan. Tercatat desa ini berkontribusi 11.500 ton terhadap produksi beras nasional. Menurut Gubernur Jarim Soekarwo, daerahnya total menyumbang 17 persen dari produksi beras nasional atau 12. 043 juta gabah kering giling untuk tahun ini.
Dari areah persawahan ini, Presiden SBY kemudian menuju pendopo Kabupaten Magetan untuk meninjau mobil-mobil listrik buatan lokal dan sentra penggemukan sapi. (dit)
"Alhamdulilah panen," kata Presiden SBY sembari mengangkat hasil potongannya. Presiden kemudian berdialog dengan petani dan menanam pagi.
Pemeritah, kata Presiden SBY, selalu berharap pertanian dapat berlangsung dengan baik sehingga berimbas pada kesejahteraan rakyat. "Jawa Timur adalah provinsi andalan penyumbang cadangan beras yang paling besar sehingga harus kita jaga dengan baik," ujar Presiden SBY.
Dewasa ini jumlah penduduk dunia meningkat pesat, mencapai 7 miliar jiwa. Diperkirakan pada tahun 2045 manusia akan berjumlah 9 miliar. "Manusia sedunia memerlukan pangan yang lebih besar, termasuk bangsa Indonesia. Di seluruh dunia manusia yang mengkonsumsi beras paling tinggi, yang memakan nasi paling banyak, adalah bangsa Indonesia," SBY menjelaskan.
Terhadap adaya jargon 'belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi', Presiden SBY tidak menentangnya, namun memberikan catatan. "Tidak apa-apa justru itulah kekhasan kita dibanding bangsa lain. Kalau kita tahu kita ini senang nasi, maka marilah kita mengembangkan tanaman padi dengan sebaik-baiknya," SBY mengingatkan.
"Saya serukan kepada bupati dan walikota seluruh Indonesia agar jangan terlalu mudah untuk menghilangkan lahan-lahan persawahan, lahan-lahan untuk tanaman padi. Kalau lahan makin sedikit, maka produksi padi dan beras kita juga makin sedikit yang berakibat pada harga beras menjadi mahal," SBY menambahkan. Saat ini, lanjut Presiden, banyak teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi.
Presiden SBY menjelaskan bahwa kunjungannya ini untuk memastikan panen berlangsung dengan baik dan harga padi pun baik. Organisasi petani juga berjalan. "Saya senang panguyubanya rukun, tumbuh berkembang, saling menjaga," Presiden menuturkan. "Kalau rakyat Indonesia seluruhnya seperti ini, insya Allah negara kita akan aman, makmur, dan adil," SBY menandaskan.
Area pertanian di Desa Sukorejo, lokasi panen ini, seluas 420 hektar, tiap hektar menghasilkan 9,6 ton per bulan. Tercatat desa ini berkontribusi 11.500 ton terhadap produksi beras nasional. Menurut Gubernur Jarim Soekarwo, daerahnya total menyumbang 17 persen dari produksi beras nasional atau 12. 043 juta gabah kering giling untuk tahun ini.
Dari areah persawahan ini, Presiden SBY kemudian menuju pendopo Kabupaten Magetan untuk meninjau mobil-mobil listrik buatan lokal dan sentra penggemukan sapi. (dit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar