INFO TABAGSEL.com-Hujan deras yang mengguyur Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir ini mengakibatkan hubungan darat Kec.Muarasipongi – Kec. Pakantan, Kab. Mandailing Natal (Madina), sejak Sabtu (15/12) malam lumpuh akibat longsor. Material longsor menutupi badanjalan di empat titik.Akibat peristiwa itu ekonomi masyarakat lumpuh total.
Hasil pertanian dan hasil bumi tidak bisa dipasarkan karena kendaraan tidak bisa masuk ke wilayah Kec. Pakantan maupun sebaliknya. Sementara,, hubungan darat Medan–Padang lumpuh 12 jam dikawasan Muarasipongi.
Informasi dihimpun Minggu (16/12), keempat titik longsor terjadi di Km 15 Desa Koto Beringin, Belok Gadang, Koto Lembah dan Simpang Dingin. Material longsor berupa tanah yang menutupi badan jalan mencapai puluhan meter.
Sejumlah warga terperangkap bahkan terpaksa berjalan kaki mengangkut barang-barang mereka untuk melintasi tumpukan tanah. Warga kelihatan kesulitan membersihkan tanah longsor dan jika hujan terus mengguyur, titik longsor diperkirakan bisa bertambah.
Warga meminta Pemkab Madina segera menyikapi bencana alam tanah longsor yang sangat rawan bahkan menjadi langganan terhadap ruas jalan kabupaten menghubungkan kedua kecamatan itu. Medan-Padang lumpuh Peristiwa longsor menyebabkan jalan negara Medan-Padang di Kec. Muarasipongi putus total sekira 12 jam.
Informasi dihimpun di lapangan, Minggu (16/12), longsor terjadi pukul 20:00, Sabtu malam. Material longsor menutupi badan jalan di 17 titik dengan tiga lokasi, yaitu di Tanjung Alai, Pintu Angin dan Bukit Dua Baleh Kec. MuaraSipongi.
Titik terparah ada di Bukit Dua Baleh dengan kondisi material tanah dan pohon pinus tumbang di badan jalan sekira10 meter. Anggota Koramil 15 Muarasipongi, Zulamri yang dikonfirmasi di lokasi longsor mengatakan, longsor terjadi pukul 20:00 menyebabkan antrean panjang.
“Sambil menunggu alat berat dari dinas terkait, kita bersama warga setempat berupaya mengevakuasi material tanah dan kayu dari badan jalan,” ujarnya. Banyaknya material longsor menyebabkan hubungan lalulintas putus sekira 12 jam. Antrean kendaraan mencapai 4 km. Sedangkan, sebagian pengguna jalan berhenti di Kotanopan atau di rumah makan terdekat.
Tewas terseret banjir
Dari Sibuhuan dilaporkan, Dirman Harahap warga Desa Janjilobi, Kec. Barumun, Kab. Padanglawas (Palas) tewas terseret arus banjir dan longsor setelah hujan deras mengguyur daerah itu. Informasidihimpun di lapangan, Minggu (16/12), saat itu korban bersama warga lainnya pergi ke ladang yang jaraknya sekira 7 kilometer dari desa.
Dan, pada Sabtu (15/12) sore, hujan deras mengguyur daerah ituhingga pukul 20:00, mengakibatkan sejumlah warga tidak bisa pulang termasuk korban. Seperti dituturkan Kepala Desa Janjilobi, Bahder Hasibuan, pada malam itu air Aek (sungai) Ali Mantu meluap bercampur lumpur, bagaikan air bah dan dikabarkan ada dua warga hilang diduga terseret arus sungai. Yakni Dirman Harahap, 56, warga Desa Handang Kopo berdomisili di Desa Janjilobi bersama Mahdi Nasution, 35.
Mendengar informasi itu, unsur Muspika, dibantu warga Pintupadang Kec. Ulu Barumun, melakukan pencarian. Sekitar pukul 22:00, Mahdi ditemukan di sebuah gubuk dalam keadaan luka-luka. Menyusuld itemukan Rokiba yang juga mengalami luka-luka. Tumba, 22, Rudi, 25, Ridoan, dan Ahmad Ludamu, 44, selamat.
Sedangkan, Dirman ditemukan sudah menjadi mayat pukul 11:00 siang dalam kondisi tertimbun kayu dan lumpur. Selanjutnya, tim bersama warga mengevakuasi mayat korban ke RSUD Sibuhuan untuk keperluan visum. (BS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar