Foto: terima perwakilan Wakil Bupati Madina Drs H Dahlan Hasan Nasution ketika menerima perwakilan masyarakat mempertanyakan kinerja Bupati dan Wakil Bupati.(medanbisnis/zamharir rangkuti ) |
INFO TABAGSEL.com-Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Drs Dahlan Hasan Nasution, menegaskan pasangan Bupati HM Hidayat Batubara dengan dirinya, telah gagal membawa perubahan. Secara terbuka, Dahlan Hasan meminta maaf kepada rakyat Madina.
“Kami telah gagal
membawa perubahan di Madina yang lebih baik. Ini dibuktikan kami sudah
memimpin selama 1,4 tahun,” kata Dahlan Hasan kepada wartawan, di
Panyabungan, Rabu (15/11).
Dahlan menegaskan, pada awalnya, pasangan Hidayat-Dahlan maju dalam Pilkada Madina, telah disumpah di hadapan tokoh-tokoh Madina, para ulama di atas Alquran, bahwa hidup mati pasangan ini, telah diwakafkan untuk Madina.
Dahlan menyampaikan pernyataan itu, di hadapan tokoh-tokoh Madina, tokoh adat, DPP IMA Madina, Himpunan Sarjana Madina, Ketua-ketua Partai Politik pengusung Hidayat-Dahlan pada Pilkada 2010 lalu, Rabu (15/11) di ruang kerjanya.
Dikatakan Wabup, selama kurun waktu 1,4 bulan, dirinya tidak pernah dilibatkan dalam mengambil keputusan-keputusan penting di Pemkab Madina termasuk dalam mutasi.
”Hampir 60 pejabat di Pemkab Madina yang merupakan putra asli Madina, tidak memiliki jabatan alias dinonjobkan. Padahal, dari segi kemampuan tidak kalah dengan pejabat yang didatangkan dari luar Madina,” katanya.
Dahlan mengaku, dirinya sudah menjadi PNS selama 34 tahun. “Saya tahu persis, bagaimana mekanisme dan aturan untuk menonjobkan seseorang dari jabatannya. Semuanya memang wewenang bupati, dan tidak melibatkan dirinya,” katanya.
Wakil Bupati mengaku, dirinya tidak bisa berkoordinasi lagi dengan Bupati Madina, HM Hidayat. ”Kalau sudah begini, saya merasa tidak mampu lagi,” kata Wabup.
Meskipun begitu, kata Wabup, dirinya tetap akan memegang sumpahnya sewaktu Pilkada lalu, bahwa tidak berbuat KKN di Pemkab madina, tidak akan mengambil hak-hak rakyat dan tetap menegakkan kebenaran.
”Saya memang merasa cukup tersiksa melihat keadaan ini, namun Pemkab Madina ini, bukanlah kerajaan dan bukan pula Negeri Barar. Saya bukan manusia yang gila jabatan. Saya dulunya berasal dari keluarga miskin, demi membela kepentingan rakyat, saya siap untuk menerima risikonya,” kata Wabup.
Dahlan juga mengaku sudah gerah, dan capek melihat keadaan di Pemkab Madina. ”Melihat kondisi sekarang ini, tidak mungkin lagi diteruskan dalam memperbaikinya, maka harus diadakan tobat massal, guna membela kepentingan rakyat,” katanya. (MedanBisnis)
Dahlan menegaskan, pada awalnya, pasangan Hidayat-Dahlan maju dalam Pilkada Madina, telah disumpah di hadapan tokoh-tokoh Madina, para ulama di atas Alquran, bahwa hidup mati pasangan ini, telah diwakafkan untuk Madina.
Dahlan menyampaikan pernyataan itu, di hadapan tokoh-tokoh Madina, tokoh adat, DPP IMA Madina, Himpunan Sarjana Madina, Ketua-ketua Partai Politik pengusung Hidayat-Dahlan pada Pilkada 2010 lalu, Rabu (15/11) di ruang kerjanya.
Dikatakan Wabup, selama kurun waktu 1,4 bulan, dirinya tidak pernah dilibatkan dalam mengambil keputusan-keputusan penting di Pemkab Madina termasuk dalam mutasi.
”Hampir 60 pejabat di Pemkab Madina yang merupakan putra asli Madina, tidak memiliki jabatan alias dinonjobkan. Padahal, dari segi kemampuan tidak kalah dengan pejabat yang didatangkan dari luar Madina,” katanya.
Dahlan mengaku, dirinya sudah menjadi PNS selama 34 tahun. “Saya tahu persis, bagaimana mekanisme dan aturan untuk menonjobkan seseorang dari jabatannya. Semuanya memang wewenang bupati, dan tidak melibatkan dirinya,” katanya.
Wakil Bupati mengaku, dirinya tidak bisa berkoordinasi lagi dengan Bupati Madina, HM Hidayat. ”Kalau sudah begini, saya merasa tidak mampu lagi,” kata Wabup.
Meskipun begitu, kata Wabup, dirinya tetap akan memegang sumpahnya sewaktu Pilkada lalu, bahwa tidak berbuat KKN di Pemkab madina, tidak akan mengambil hak-hak rakyat dan tetap menegakkan kebenaran.
”Saya memang merasa cukup tersiksa melihat keadaan ini, namun Pemkab Madina ini, bukanlah kerajaan dan bukan pula Negeri Barar. Saya bukan manusia yang gila jabatan. Saya dulunya berasal dari keluarga miskin, demi membela kepentingan rakyat, saya siap untuk menerima risikonya,” kata Wabup.
Dahlan juga mengaku sudah gerah, dan capek melihat keadaan di Pemkab Madina. ”Melihat kondisi sekarang ini, tidak mungkin lagi diteruskan dalam memperbaikinya, maka harus diadakan tobat massal, guna membela kepentingan rakyat,” katanya. (MedanBisnis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar