Media-media setempat di Kuala Lumpur melaporkan, Rabu, tersangka menjadikan empat pekerja salon, seorang anggota keluarga pemilik salon serta pekerja restoran yang kebetulan berada di lokasi, sebagai sandera untuk meminta tebusan.

Dalam "drama tebusan" tiga jam sekitar pukul 14.200 waktu setempat, Selasa itu, tersangka berusia 27 tahun memakai helm bertutup muka dan bersenjatakan pistol palsu memasuki salon di lantai dua ruko tersebut.

Tersangka yang merupakan lulusan desain grafis tidak menyadari, dua pekerja lain bersembunyi di toilet dan ruang perawatan muka, yang kemudian menelepon polisi.

Seorang pekerja salon yang menjadi sandera, Nazirah Isa mengatakan, tersangka yang menodongkan pistol ke belakang badannya menyuruh pekerja salon membuka tempat menyimpan uang.

Karena uang yang ada di laci hanya sedikit, ia kemudian meminta pekerja salon menghubungi majikannya untuk meminta tebusan.

Saat pemilik salon tiba bersama polisi, kata dia, tersangka mengancam akan menembak sandera jika polisi menyerbu masuk.

Namun tak lama, perampok menyuruh sandera Nazirah turun dan menanyakan kepada polisi berapa lama dia akan ditahan jika tertangkap.

"Kali pertama saya turun, anggota polisi memberi tahu tidak lama, tapi tersangka tidak puas," katanya seraya menambahkan tersangka menyuruhnya menanyakan hal yang sama sampai tiga kali.

Ia mengatakan, perampok itu malah menangis terisak-isak dan mengatakan mau mati saja.

Sementara itu, Kepala Polisi Kelantan, Datuk Jalaluddin Abdul Rahman mengatakan, berdasar hasil penyelidikan, tersangka melakukan aksinya untuk melunasi utang 20 ribu ringgit akibat kalah judi sepak bola.

"Tersangka dinyatakan dalam keadaan sadar, tidak di bawah pengaruh narkoba dan dia juga tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya," katanya.