London (ANTARA News) - Berkata bahwa tim asuhannya tidak siap berjuang di Liga Champions bahkan cenderung "kalah sebelum berjuang", menjadi salah satu contoh bahwa Roberto Mancini bukan pemimpin yang terpuji.

Pelatih Manchester City itu mengatakan, City perlahan menutup peluang ke gerbang juara Liga Champions. Padahal, sepak bola menyimpan segala kemungkinan, dan memerlukan perjuangan demi perjuangan.

Mancini mengatakan, City harus meraup kemenangan ketika menghadapi Ajax, sebagaimana dikutip dari laman SkySports.

Pelatih asal Italia itu mengatakan City memerlukan "mujizat" bila memang ingin memperoleh poin dalam laga melawan juara Liga Belanda itu pada pertandingan yang digelar pada Selasa.

Ia kemudian menunjuk kepada perjuangan Chelsea sampai ke elite sepak bola Eropa. Perlu usaha ekstra keras dan jalan panjang bagi sebuah tim agar mampu berbicara banyak di ajang sepak bola Eropa.

"Saya tidak yakin bahwa kami siap memenangi gelar Liga Champions. Jika kami tidak mengatakan hal ini, maka kami tidak bersikap bijak," katanya.

"Kami memang tim yang handal, meski kami belum siap benar mengarungi kompetisi di ajang Eropa," kata Mancini.

"Chelsea berusaha dan berjuang selama sepuluh tahun memenangi gelar Liga Champions. Mereka tampil sebagai salah satu tim terbaik Eropa karena mereka berjuang selama sepuluh tahun. Dan mereka menang setelah sepuluh tahun. Mereka tidak mengenal kata menyerah," kata pelatih City itu.

"Jika kami tampil sebagai tim yang sangat tangguh, kami tim yang fantastis, meski segala sesuatunya dapat terjadi. Perjalanannya masih kelewat panjang," katanya menegaskan.

Sebagai pelatih yang bertugas menyemangati seluruh pemain, Mancini harus bersikap lebih realistis, bukan justru menebar aneka keluhan demi keluhan.

Mengapa Mancini baru sekarang mengatakan tantangan demikian berat bagi City bertahan di ajang Liga Champions?