Winda Yulia |
INFO TABAGSEL.com-Peserta program Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan,
Terluar dan Tertinggal (SM3T), gugur saat bertugas di Aceh Timur. Winda
Yulia, alumni terbaik Jurusan Matematika UPI, ditemukan dalam keadaan
meninggal, setelah terseret arus sungai Simpang Jernih, di pedalaman
Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis, (29/11). Sedangkan seorang temannya,
Geugeut Zaludiosanva Annafi, alumni UPI Jurusan Penjaskes, hingga saat
ini belum ditemukan.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memutuskan untuk memberikan penghargaan pendidikan kepada
keduanya atas pengabdian mereka. Penghargaan pendidikan untuk keduanya
akan diberikan saat puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2012,
pada 4 Desember mendatang, di Sentul International Convention Center
(SICC).
Dijadwalkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
akan hadir pada puncak HGN itu. Anggota keluarga dari Winda dan Geuget
akan menjadi perwakilan untuk menerima penghargaan pendidikan tersebut.
Selain itu, Kemdikbud juga akan memberikan beasiswa pendidikan kepada
anggota keluarga Winda dan Geugeut (diutamakan saudara kandung). Mereka
bebas memilih jenjang pendidikan untuk beasiswa, antara S1, S2, atau S3,
termasuk pilihan untuk sekolah di dalam negeri atau di luar negeri.
"Kemdikbud merasa perlu untuk melanjutkan cita-cita mereka," ujar
Supriadi Rustad, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen
Pendidikan Tinggi Kemdikbud, usai disemayamkannya jenazah Winda di
Kampus UPI, Bandung, pada Jumat (30/11) siang.
Jenazah Winda diterbangkan dari Medan pada Jumat
pagi, dan tiba di Kampus UPI usai sholat Jumat. Kemudian para civitas
akademika UPI, termasuk Rektor UPI, Sunaryo Kartadinata, serta anggota
keluarga Winda yang datang untuk menjemput jenazahnya, melakukan sholat
jenazah di Mesjid Al Furqon UPI. Usai sholat jenazah, doa bersama juga
dilakukan untuk mendoakan kepergian Winda. Winda selanjutnya dimakamkan
di tanah kelahirannya di Ciamis, Jawa Barat. Doa bersama juga dilakukan
untuk mendoakan keselamatan Geugeut yang masih dalam pencarian.
Rektor UPI, Sunaryo Kartadinata mengatakan,
pihaknya terus memantau perkembangan pencarian Geugeut. Pencarian akan
terus dilakukan hingga beberapa hari ke depan oleh tim gabungan. Tim
gabungan tersebut terdiri dari Tim UPI, Tim Universitas Negeri Medan
(Unimed), serta Tim SAR Gabungan Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Tim
Basarnas Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Pencarian juga dibantu oleh
warga setempat, dan dukungan pemerintah daerah.
Winda dan Geugeut merupakan alumni UPI peserta
program SM3T yang ditugaskan untuk mengajar di SMPN 2 Simpang Jernih,
Aceh Timur. Pada Senin (26/11), dalam perjalanan pulang usai menghadiri
rapat koordinasi SM3T di kantor Dikpora Kabupaten Aceh Timur, perahu
yang mereka tumpangi terbalik karena arus sungai Simpang Jernih
tiba-tiba membesar. Saat itu mereka akan kembali ke Desa Melidi, tempat
mereka bertugas. Akses satu-satunya dari kota Kecamatan ke Desa Melidi
hanya bisa ditempuh melalui sungai Simpang Jernih dengan perahu. Arus
sungai yang tiba-tiba membesar membuat duanya terseret arus bersama
pengemudi perahu dan seorang warga setempat.
Sementara dua alumni Universitas Negeri Medan yang
juga ikut dalam perahu yang sama, berhasil bertahan dengan berpegangan
pada tangki minyak di pinggiran sungai, hingga warga datang dan
menyelamatkan. Program SM3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan
untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah
3T selama satu tahun, dan akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan
Profesi Guru. Pengiriman peserta SM3T telah dilakukan dua angkatan.
Angkatan pertama sebanyak 2479 orang telah diberangkatkan dengan masa
pengabdian November 2011 - Oktober 2012. Sedangkan angkatan kedua
sebanyak 2726 peserta telah diberangkatkan untuk masa pengabdian
November 2012 - Oktober 2013. (DM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar