Mitt Romney-Barack Obama (ANTARA/REUTERS) |
Boca Raton, Florida (ANTARA News) - Kandidat petahana presiden AS Barack Obama tampak bingung, tercengang, dan jengkel atas taktik Romney pada debat terakhir malam itu waktu AS, menatap Romney dalam-dalam selagi dia berbicara, kadang menunjukkan ekspresi frustasinya ketika dia berulangkali memberi sinyal kepada moderator Bob Schieffer bahwa dia menginginkan bantahan (dari Romney).
"Pada seluruh topik, apa itu mengenai Timur Tengah, Afghanistan, mengenai Irak, mengenai Iran, Anda ke luar konteks," kata Obama yang duduk saling berhadapan dengan Romney pada satu meja semi bundar.
Obama dengan nyinyir menolak klaim Romney bahwa dia telah menggelarkan pasukan militer pada level yang tak pernah terjadi di awal abad ke-20.
"Anda maksud angkatan laut, contohnya, kita memiliki kapal perang yang lebih sedikit dibandingkan tahun 1916. Begini, Gubernur (Romney), kita juga punya kuda dan bayonet lebih sedikit karena memang bentuk militer kita telah berubah," kata dia disusul tawa penonton.
"Kita memiliki apa yang disebut kapal induk di mana pesawat tempur mendarat di atasnya. Kita punya kapal perang yang bisa ke dalam laut, kapal selam nuklir."
Romney, yang mantan gubernur Massachusetts, memperingatkan bahwa ekstrimisme Islam mengharubiru masyarakat Arab pascarevolusi Arab dan menyalahkan kepempimpinan AS dalam empat tahun terakhir.
Romney juga menyeru Obama untuk berbuat lebih dalam mengakhiri kekerasan di Suriah dan menuntut sanksi ketat kepada Iran perihal program nuklirnya.
"Saya kira mereka (Iran) melihat kelemahan di mana mereka justru memperkirakan bakal menghadapi kekuatan Amerika," kata Romney merujuk para pemimpin Teheran, seperti dikutip AFP.
Obama sendiri menyerang tur politik Romney ke luar negeri awal tahun ini selagi Obama mengunjungi pasukan AS dan Israel untuk mengenang Holocaust (pembantaian massal kaum Yahudi oleh Nazi Jerman).
"Saya tidak mengutip sumbangan (untuk kampanye, dari kunjungan itu)," sindir Obama, dengan membandingkan Romney yang diduga mendapatkan dukungan keuangan para pendukung Yahudi kaya raya di Israel.
Presiden AS yang menarik pasukannya dari Iraq itu juga mengingatkan pernyataan Romney pada masa Presiden George W. Bush yang mendukung dipertahankannya pasukan AS di Irak yang diinvasi AS pada 2003.
Obama juga menyerang pendapat Romney sebelumnya bahwa Rusia adalah musuh geopolitis utama AS.
"Gubernur, ketika menyangkut kebijakan luar negeri kita, Anda tampak ingin mengimpor kebijakan luar negeri era 1980an, seperti halnya mengimpor kebijakan sosial era 1950an dan kebijakan ekonomi masa 1920an," kata Obama.
Romney meminta strategi luar negeri Obama diselidiki dengan menunjuk pertumpahan darah di Suriah dan Libya di mana empat orang AS termasuk Dubes AS terbunuh bulan lalu, dan dua kali merujuk bangkitnya Alqaeda di Mali.
Kedua kandidat bersaing susul menyusul dalam jajak pendapat nasional setelah Romney tampil mengesankan pada debat pertama awal Oktober lalu, dan mulai memperkuat landasan dukungannya di negara-negara dengan massa mengambang yang akan menentukan siapa pememang pemilu.
Sejumlah jajak pendapat terbaru yang dirilis Senin waktu AS menunjukkan bahwa pacuan semakin seru dalam dua pekan ke depan.
CBS News dan ABC News mengunggulkan Obama dua poin dan satu poin pada jajak pendapat nasional, namun jajak pendapat Politico/GWU/Battleground mengunggulkan Romney memimpin dua poin.
Obama membutuhkan 270 electoral vote untuk bisa memenangi Pemilu pada 6 November nanti, namun Romney bisa menyalipnya karena negara bagian-negara bagian bermassa mengambang seperti Florida dan North Carolina tampaknya beralih mendukung Republik. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar