Ilustrasi |
Bahasa Situmorang, jurnalis stasiun TV swasta yang menjadi korban kekerasan itu mengatakan, saat itu dirinya sedang melakukan tugas rutinitas meliput aktifitas calon jamaah haji, namun karena melihat adanya keributan antara polisi yang berjaga dengan keluarga calon jamaah yang ingin masuk ke dalam, ia pun langsung mendekat.
"Saat ingin mengambil gambar keributan itu saya langsung dicekik oleh polisi yang diketahui bernama Brigadir Irvansyah," katanya.
Dia menjelaskan, saat mencekik dirinya, Brigadir Irvansyah mengatakan, "Ngapain kau ambil gambar, tak usah kau urusi disini, sana saja kau kalau mau liputan," ucap Bahana menirukan ucapan oknum polisi tersebut.
Saat dicekik dirinya bertanya kepada petugas kenapa dirinya diperlakukan seperti itu, namun Brigadir Irvansyah tidak perduli dan tetap tidak melepaskan tangannya. "Dia tidak memperdulikan ucapan saya dan terus mencekik leher saya," ucap Bahana.
Peristiwa keributan berawal pada saat polisi yang berjaga melarang keluarga calon jamaah untuk masuk dikarenakan tidak memiliki kartu identitas resmi (ID) khusus untuk masuk. Namun, karena keluarga calon jamaah haji melihat peraturan tersebut tidak berlaku untuk semua, mereka pun gusar.
Sementara itu, saat hendak dimintai konfirmasi, Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso tak kunjung menjaab teleponnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar