DAFTAR BERITA

Senin, 03 September 2012

Hillary Clinton tiba di Halim


Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin sekitar pukul 18.00 WIB, menggunakan pesawat bertuliskan "United State of America" dan bernomor 80002 di ekor pesawatnya, untuk kunjungan kerja di Indonesia.

Kedatangan Hillary itu antara lain disambut oleh Duta Besar Amerika untuk Indonesia Scot Marciel dan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A Adang Supriyadi.

Setelah pesawat yang ditumpanginya mendarat di Halim, tak lama kemudian mobil Mercedes Benz warna hitam Nomor Polisi CD-12-07 milik Kedubes AS yang ditumpangi Hillary langsung menuju Kantor Kementerian Luar Negeri di Jalan Pejambon, untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Mobil yang ditumpangi Hillary itu berjalan beriringan dengan pengawalan kepolisian secara cukup ketat. Di sekitar bandara pun juga diamankan secara ketat, baik dari Polisi Militer (PM) TNI Angkatan Udara, pengamanan dari Kedubes AS, maupun aparat kepolisian.

Jumlah personel gabungan untuk pengamanan kunjungan Menlu AS itu sebanyak 1500 orang, yakni dari Polda Metro Jaya dan TNI.

Dalam kunjungan kali kedua itu, Menlu AS juga akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa pagi (4/9).

Juru Bicara Presiden, Julian Pasha, di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Jumat, mengatakan, saat bertemu Presiden, lazimnya kunjungan tamu negara dalam kerangka kunjungan kehormatan, tidak membicarakan hal teknis karena pembicaraan teknis sudah dilakukan antara Menlu Hillary dengan Menlu Marty Natalegawa.

"Iya tentu kan ini lebih pada peningkatan kerja sama yang terjalin baik selama ini, kerja sama bilateral kedua negara. Di samping mempererat persahabatan kita antara Indonesia dan AS. Hal-hal yang sifatnya teknis tentu dibicarakan dengan menteri (Menlu Marty, red.)," kata Julian.

Julian mengatakan, "Seperti biasa ada permohonan atau pengajuan bertemu dengan Presiden dari menlu negara sahabat itu pasti, sebagaimana diketahui belum lama ini Bapak Presiden juga berkenan menerima `courtesy call` dari Menlu China atau Menlu Tiongkok".

Tidak ada komentar: