INFO PALUTA.com-Pengumuman Hasil Uji kompetensi awal (UKA) bagi 281.016 guru Akan dipublikasikan Malam ini(18/03/2012) Jam 00.01 WIB.Gambaran hasil UKA sertifikasi profesi pada 25 Februari 2012 menunjukkan hasil yang
mengecewakan. Nilai rata-rata nasional UKA sebesar 42.25. Nilai terjelek
justru ada pada jenjang pengawas sekolah.
"Pengawas sekolah yang seharusnya bisa menjadi contoh terbaik justru
tampil sebaliknya. Nilai rata-rata nasional mereka paling rendah,
sebesar 32.58," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh dalam pemaparan hasil UKA 2012, di Jakarta, Jumat (16/3).Dampak dari nilai pengawas sekolah yang jeblok itu, menurut Nuh,
Kemendikbud akan mencari pola rekrutmen baru untuk jenjang pengawas
sekolah. Tak seperti pola yang dilakukan selama ini yang mengacu pada
usia, bukan pada prestasi."Seorang pengawas sekolah harusnya orang-orang terbaik. Dengan ilmu dan
pengetahuannya, bisa memberi masukan untuk peningkatan mutu pendidikan
di sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya. Kalau ilmunya lebih rendah
dari orang yang diawasinya, bagaimana para pengawas ini bisa menjalankan
kewajibannya," ujar Nuh menegaskan.
Ditambahkan, nilai rata-rata nasional tertinggi diraih jenjang guru
taman kanak-kanak (TK) sebesar 58.87. Setelah itu berturut-turut guru
sekolah menengah atas (SMA) 51.35, sekolah menengah kejuruan (SMK)
50.02, sekolah luar biasa (SLB) 49,02, sekolah menengah pertama (SMP)
46.15, dan guru sekolah dasar (SD) 39.86.
Daerah-daerah yang memiliki nilai rata-rata UKA tertinggi disebutkan,
antara lain Sukabumi, Magelang, Pasuruan, Rembang, Surakarta, Denpasar,
dan Banyumas. Sedangkan daerah yang nilai rata-ratanya terendah, antara
lain, Sumba Tengah, Papua, Morotai, Barito, Mentawai, dan Maluku. "DKI
Jakarta yang ibu kota saja tidak masuk di jajaran nilai rata-rata
tertinggi," ucap Nuh.
Sementara itu, dari ukuran usia guru, mantan Menkominfo ini memaparkan
bahwa guru usia tua tidak terbukti bernilai buruk. Pasalnya, 82 persen
dari jumlah guru usia 25 - 55 tahun dinyatakan lulus UKA.Bahkan, jika dipetakan berdasarkan jurusan sarjana masing-masing guru
yang mengikuti UKA, ternyata guru-guru itu rata-rata tidak sebidang
dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah. Misalnya, sarjana
pertanian mengajar matematika. Sarjana ekonomi mengajar bahasa
Indonesia.
Ditanyakan guru yang tidak lulus UKA, Nuh menjelaskan, mereka semua
akan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru selama satu tahun.
Setelah itu, mereka akan mengikuti uji kompetensi akhir untuk menguji
apakah berhak untuk mendapatkan sertifikasi.
"Jika di kompetensi akhir, guru itu juga nggak lulus, ya masuk ke
pelatihan lagi sampai dinilai berhasil," kata Nuh menegaskan.
|