DAFTAR BERITA

Selasa, 07 Februari 2012

Piramida Garut Dipastikan Kebenarannya Bulan Maret


INFO PALUTA.com-Tim Studi Bencana Katastropik Purba dipastikan tidak akan mencari piramida di Gunung Sadahurip, Garut, Jawa Barat. Namun mereka akan memastikan keberadaan ada tidaknya bangunan purba di sana. Hal ini penting untuk mengetahui ada tidaknya bencana katastropik di kawasan tersebut bertahun lalu.

"Penelitian masih terus dilakukan. Bukan mencari piramida, tetapi piramida ini sudah terlanjur beredar. Maret nanti akan dilakukan pemboran di sana," ucap Staf khusus Kepresidenan bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, dalam diskusi bertajuk 'Menguak tabir peradaban dan bencana katastropik purba di nusantara untuk memperkuat karakter dan ketahanan nasional' di Gedung Krida Bakti, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (7/2/2012).

Penelitian yang dilakukan Tim Studi BKP ini dilakukan terkait kebencanaan, namun bukan tidak mungkin bakal menemukan sesuatu yang tidak dibayangkan sebelumnya. "ini akan menjadi kerja keras kita bersama," sambungnya.

Dia menambahkan, secara geolistrik ada kemiripan antara Sadahurip dengan Gunung Padang di Cianjur. Nah, di Gunung Padang itu ditemukan bangunan purba yang sulit dibantah bahwa bangunan itu bukanlah piramida. Apalagi pasir piramida di Gunung Padang mirip dengan piramida yang ditemukan di Mesir.

"Pengeboran dilakukan untuk mencocokan data geolistrik, untuk memastikan yang di dalam tanah itu apa. Tidak perlu banyak-banyak ngebornya, di 4 titik saja," sambung Andi.

Jika nantinya memang benar ada bangunan purbakala di Sadahurip, maka kalaupun ada penggalian bukan lagi tugas tim tersebut. Andi memastikan pengeboran tidak akan merusak gunung tersebut.

"Dipakai metode scientific, bukan cangkul. Tidak boleh merusak," sambungnya.

Presiden SBY pun telah merestui penelitian itu dilanjutkan. Meskipun memang Tim Studi BKP bekerja dengan uang sendiri. "Kata Pak SBY, salah atau benar nanti belakangan," lanjutnya.

Namun menurut Andi, penelitian ini bukan sesuatu yang mahal jika dibandingkan dengan perkembangan pengetahuan. Dia juga memastikan tidak akan menyerahkan penelitian dan pengembangan ini ke pihak asing. Jika ada negara lain yang ingin terlibat maka sifatnya adalah joint research.

"Mungkin untuk pengeboran itu sekitar Rp 100-200 juta," ucap Andi.

Tidak ada komentar: