INFO TABAGSEL.com-Kapasitas masyarakat sipil di Provinsi Sumatera Utara dinilai mengkhawatirkan sehingga banyak daerah tidak mampu melahirkan tokoh alternatif untuk maju dalam pemilihan kepala daerah melalui jalur perseorangan.
Pengamat politik dari Uniersitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Ansor Siregar di Medan, Rabu [24/06], mengatakan, kekhawatiran terhadap kapasitas masyarakat sipil (civil society) itu dapat terlihat dari ketidakmampuan tokoh di 11 kabupaten/kota untuk maju dalam pilkada melalui jalur perseorangan.
Ke-11 daerah itu adalah Kota Medan, Binjai, Sibolga, Gunung Sitoli, Kabupaten Asahan, Samosir, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Nias Utara, Nias Selatan, dan Nias Barat. "Bagi saya, kondisi itu menjadi pertanyaan serius, mengapa di 11 daerah itu tidak muncul pasangan calon perseorangan (independen)," katanya.
Menurut dia, ketidakmampuan tokoh-tokoh alternatif untuk mengumpulkan dokumen dukungan masyarakat sebagai pendukung terkait dengan kapasitas civil society yang belum tumbuh maksimal. Bahkan, kondisi itu semakin mengkhawatirkan jika dikaitkan dengan Kota Medan yang kadar kemajuan demokrasinya dapat disebut lebih maju.
Semestinya akan muncul nuansa dan semangat yang lebih kuat untuk merebut kekuasaan politik melalui jalur perseorangan sekaitan dengan semakin meningkatnya posisi civil society.
"Rupanya, civil society tidak cukup berkembang di Medan, tidak sejalan dengan 'menjamurnya' LSM," katanya.
Ia mengatakan, tidak menguatnya civil society di Sumut itu juga menyebabkan organisasi besar seperti Muhammadiyah, Aljam'iyatul Washliyah, dan Nahdlatul Ulama (NU tidak memiliki peluang untuk ikut menentukan kekuasaan. Mungkin, selama ini organisasi-organisasi tersebut dianggap hanya "disub-ordinasikan" saja ke parpol-parpol tertentu yang menjadi tempat kadernya berkiprah.
Ironisnya, organisasi-organisasi besar tersebut juga terkesan kurang berdaya untuk mengambil peran sebagai kontrol sosial meski banyak mengalami kekecewaan terhadap penyelenggaraan kekuasaan.
"Sekali organisasi-organisasi itu menantang kekuasaan, justru akan 'dipukul' oleh kader-kadernya yang ada di parpol," kata Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya (`nBASIS) tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar