DAFTAR BERITA

Kamis, 06 Maret 2014

Wapres Buka Rembuk Nasional Kemdikbud



INFO TABAGSEL.com-Wakil Presiden Boediono mengatakan, perubahan kurikulum dalam Kurikulum 2013 adalah satu langkah kecil dalam melakukan transformasi pendidikan di tanah air. Namun demikian, taruhannya besar sekali bila implementasi Kurikulum 2013 membebani pemerintahan yang akan datang.

“Kita ingin mewariskan sesuatu yang jalan, tinggal dilanjutkan, diubah sana-sini, tapi jalan sehingga ada kontinuitas dari pemerintahan yang lama hingga ke pemerintahan yang baru,” kata Wapres Boediono saat membuka peserta Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (6/3).

Dalam rembuk nasional yang diikuti oleh para kepala dinas dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota, para kepala balai dan staf serta pimpinan Kemendikbud dari seluruh Indonesia itu, Wapres meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) agar mengambil tanggungjawab implementasi Kurikulum 2013 secara nasional menyeluruh pada tahun 2014 ini.

“Kurikulum 2013 harus jalan sehingga kita bisa mewariskan sesuatu yang baik pada pemerintahan berikutnya,” tekan Wapres.

Wapres Boediono mengingatkan bahwa proses transformasi manusia adalah sasaran akhir dari pembangunan dan cita-cita konstitusi Indonesia. Suatu negara membangun ekonominya bukan untuk menghasilkan mall atau infrastruktur sebagai tujuan akhir. “Muaranya adalah manusia-manusia Indonesia yang tentu saja meningkat kesejahteraannya, tapi juga menjadi manusia yang berkualitas, manusia yang utuh,” kata Wapres.

Menurut Wapres, perubahan kurikulum dalam Kurikulum 2013 adalah satu langkah kecil dalam melakukan transformasi pendidikan di tanah air. Bila kita gagal melihat kebutuhan untuk menerapkan Kurikulum 2013 saat ini, maka kita akan kehilangan waktu dalam menyiapkan generasi mendatang.

Wapres meminta agar Rembuk Nasional Kemdikbud 2014 mengkaji dan mengawal pelaksanaan Kurikulum 2013 secara menyeluruh. Ia menyebutkan, persoalan di lapangan sangat banyak karena sifat negara kita yang sangat beragam, mulai dari segi geografis, dari segi budaya, dari segi awal dimulainya pendidikan, variasinya banyak sekali.

Wapres pun meminta agar semua yang hadir di Rembuk Nasional Kemdikbud, dengan fungsi dan tugasnya masing-masing, mengawal proses implementasi Kurikulum 2013 tersebut. “Peran para kepala dinas di daerah sangat penting karena para kepala dinas harus mampu mengawasi dan memecahkan masalah di lapangan,” tuturnya.

Wapres juga berharap Rembuk Nasional menghasilkan pedoman yang kongkrit bagi para kepala dinas untuk mengimplementasi Kurikulum 2013. Pedoman tersebut hendaknya mencakup serangkaian petunjuk dan koreksi bila ada masalah.

Mengutip ucapan Aristoteles 2500 tahun yang lalu, Wapres Boediono mengatakan bahwa kemajuan suatu bangsa tergantung pada kesuksesan bangsa itu dalam mendidik kaum mudanya. Wapres juga mengingatkan dalil sejarah bahwa suatu bangsa baru akan maju bila generasi yang menggantikan adalah generasi yang lebih baik dari yang digantikan. “Apabila generasi yang mengganti lebih buruk, maka akan ada proses di mana bangsa itu akan runtuh,” katanya.

Sebagai penutup, Wapres mengingatkan kembali akan potensi penggunaan teknologi dalam upaya memeratakan akses dan kualitas pendidikan semaksimal mungkin. Sudah ada teknologi yang cepat dengan kualitas yang memadai yang bisa diakses dengan cepat demi membantu proses tersebut. “Tidak harus menunggu pelatihan guru. Dengan situasi darurat sekarang, kenapa tidak memanfaatkan teknologi yang sudah mapan,” kata Wapres.

Pembukaan Rembuk Nasional Kemdikbud itu juga dihadiri oleh Mendikbud M. Nuh, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Agama Suryadharma Ali, dan PAN-RB Azwar Abubakar.

Dalam kesempatan itu Wakil Presiden menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemendikbud dan Badan Pengawas Pemilu tentang partisipasi pelajar dalam mengawasi jalannya pemilu dan Nota Kesepahaman Kemendikbud dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk pengembangan prestasi olahraga siswa. (Humas Kemdikbud/ES)

Tidak ada komentar: