Ke Pantai Labu beli kelapa
Untuk menggulai si anak dara
Setelah menanti 21 tahun lamanya
KNIA akhirnya jadi kebanggaan semua
INFO TABAGSEL.com-Demikianlah pantun Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho yang dilantunkan saat peresmian operasional Bandara Kualanamu International Airport (KNIA), Kamis (27/3). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejumlah tokoh daerah dan pejabat setempat serta hadirin tersenyum dan bertepuk tangan menyambutnya. Operasional bandara pengganti Polonia ini membutuhkan tahapan pembangunan selama 21 tahun. Kualanamu menjadi satu-satunya bandara di tanah air yang terkoneksi dengan moda transportasi kereta. KNIA juga disiapkan untuk dikembangkan sebagai hub penerbangan internasional yang bisa menyaingi Bandara Internasional Changi di Singapura dan Bandara Internasional Kuala Lumpur di Malaysia.
Hadir dalam peresmian KNIA dan lima bandara lainnya Jusuf Kala, Kapolri, Menhub, Menteri Pariwisata, Dirut PT AP II Persero, Bupati Deliserdang dan FKPD Sumut. Peresmian Bandara KNIA dilakukan bersamaan dengan lima bandara lainnya di wilayah Sumatera yang merupakan bagian dari pengembangan program nasional Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). SBY mengungkapkan konektivitas merupakan inti dari program MP3EI . Pembangunan infrastruktur menurutnya menjadi solusi strategis dalam percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Menurut SBY sejak MP3EI diluncurkan, dari Rp 4 ribu Triliun dana kebutuhan untuk membangun infrastruktur hingga tahun 2025, pada awal tahun 2014 ini sudah terealisasi Rp 800 triliun.
Penantian 21 tahun Gubsu dalam sambutannya mengatakan bahwa masyarakat menunggu cukup lama akan kehadiran bandara baru pengganti Bandara Internasional Polonia. Sumatera Utara telah menanti selama 21 tahun hingga bandara baru beroperasi. “Rangkaian tahapan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1992. Diawali dengan studi pemilihan lokasi pengganti Bandara Udara Polonia, oleh Dirjen Perhubungan Udara, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan masterplan dan basic design pada tahun 1994,” jelas Gatot.
Setahun kemudian, pada tahun 1995, diterbitkan penetapan lokasi Bandara Kualanamu melalui keputusan Menteri Perhubungan RI nomor 41 tahun 1995, yang kemudian disempurnakan melalui Keputusan Menteri Perhubungan nomor 66 tahun 1996. Sejak tahun itulah awal dimulainya proses pembebasan lahan seluas 1.365 hektar oleh PT. Angkasa Pura II, selaku BUMN penyelenggara bandara umum. sedangkan untuk pembangunan secara fisik baru dimulai sejak tahun 2008 hingga saat ini. “Proses panjang penantian ini akhirnya berbuah manis. Indonesia kini resmi memiliki bandara kuala namu, yang merupakan pintu gerbang kawasan Indonesia bagian Barat,” ujarnya.
Berdampak positif
Gatot mengungkapkan bandara ini secara langsung akan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke di Kabupaten Simalungun yang menjadi salah satu wujud nyata pengembangan program MP3EI. Selama beroperasi bandara secara signifikan memberi pengaruh positif terhadap mobilitas dan pengembangan ekonomi wilayah. Sebagai gambaran berdasarkan data PT. angkasa pura II pada lima tahun terakhir (2008-2012) tercatat peningkatan pertumbuhan penumpang rata-rata mencapai 8,37% , sedangkan pertumbuhan pesawat sebesar 3,86% pertahunnya.Bahkan data tahun 2013 tercatat jumlah penumpang mencapai 8,3 juta penumpang atau melebihi kapasitas terminal yang ada saat ini sebesar 8 juta penumpang pertahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan mobilitas masyarakat dan kebijakan low cost carrier di sektor penerbangan. Gubsu berharap penyelesaian tahapan lanjutan dari pembangunan bandara dapat dilanjutkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Termasuk pembangunan infrastruktur transportasi lainnya, seperti kawasan ekonomi khusus sei mangkei, pelabuhan internasional kuala tanjung, pembangunan tol kualanamu - tebing tinggi, tol medan –binjai dan lain sebagainya.(Gatra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar