DAFTAR BERITA

Selasa, 17 Desember 2013

7.901 Warga Madina Terjangkit Malaria



INFO TABAGSEL.com-Sejumlah kalangan mengharapkan ada upaya nyata penanggulangan setelah Kab. Mandailing Natal (Madina) dinyatakan rawan penyebaran penyakit malaria.

Bagaimana tidak. Seperti diakui Kepala Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Madina, Syarifuddin kepada Berita di ruang kerjanya, kemarin, 22 dari 23 Kecamatan di Kab.Mandailing Natal (Madina) masuk dalam kategori rawan penyebaran penyakit malaria, kecuali Kec. Pakantan.

Dia menyebutkan, jenis malaria yang ada di Madina adalah jenis plasmodium palsifarum dan plasmodium vivax. Yang paling berbahaya, kata dia, adalah jenis palsifarum, karena penyakit ini bisa merusak sekitar 86 persen sel darah dari penderita malaria.

Baik penderita usia tua maupun usia muda.Sementara vivax merusak sekitar 3% sel darah muda.Dia menyebutkan, malaria termasuk penyakit berbahaya.

WHO (Wold Health Organisation) mengatakan, malaria masuk salah satu dari 3 penyakit yang menjadi perhatian dunia setelah AIDS dan TB Paru Berdasarkan data yang dilansir kantor pusat penanggulangan Malaria Madina, tahun 2012 jumlah penderita malaria di Madina mencapai 7.901 orang dari total 410.931 jumlah penduduk Madina.

Sementara berdasarkan data yang ada, Kec. Panyabungan mendominasi angka tertinggi, yakni 3.842 kasus dari total 78.584 jumlah penduduk. Disusul Kec. Siabu sebanyak 1.111 kasus dari total 48.072 jumlah penduduk. Yang terendah adalah Kec. Pakantan dengan angka 6 kasus dari total 2.178 jumlah penduduk, disusul Kec. Ranto Baek dengan 8 kasus dari total 11.426 jumlah penduduk.

“Jumlah penderita tertinggi berada di bulan November,yakni 857 kasus atau 11,1 persen. Sedangkan kasus terendah berada di bulan Agustus dengan angka 327 kasus atau 4,2 persen,” kata Syarifuddin.

Dikatakan, musim hujan pada bulan Desember hingga Maret, diprediksi meningkatnya sebaran malaria. Sementara rentan bulan Juni hingga September, menunjukkan persentase rendah.“Terdapat dua jenis utama nyamuk penyebar virus malaria di Madina, yakni jenis anopheles kochi dan anopheles nigerimus.

Anopheles kochi ditemukan di kawasan Mandailing Godang,Mandailing Julu dan Pantai Barat. Sementara anophelesni gerimus ditemukan di kawasan Mandailing Julu,” kata Syarifuddin. Dijelaskan Syarifuddin, habitat perkembangan nyamuk ini berada pada kawasan rawa, perkebunan, sungai dan alur pantai serta kawasan hutan.

Rendahnya alokasi anggaran bagi instansinya. Kondisi itu menyebabkan banyaknya program yang direncanakan terbengkalai dari tahun ke tahun.Dikatakan, program penyemprotan rumah-rumah penduduk, tahun 2013 ini hanya mampu dilakukan di tiga kecamatan dengan jumlah kegiatan hanya sekali dalam setahun.

Itupun tidak seluruh desa yang dicapai. Penyebabnya akibat minimnya dana yang dialokaskan dalam APBD.“Normalnya itu seharusnya 2 kali dalam setahun, yakni setiap 6 bulan sekali. Harusnya setiap desa di seluruh kecamatan agar siklus virus dapat distop,” katanya, selainitu, penyediaan kelambu bagi tiap rumah tangga juga sangat ampuh meminimalisir jangkitan malaria ini.

Berdasarkan hitungan, jumlah 96.387 KK, dibutuhkan 192.774 helai kelambu. Kelambu ini tahan selama 5 hingga 10 tahun. Tetapi,lagi-lagi program ini mentok karena tak ada alokasi dananya. Upaya ke lembaga PBB seperti WHO juga sudah diperjuangkan kantor pusat penanggulangan Malaria Madina.

Tetapi, lembaga itu lebih banyak ke program jenis obat-obatan.Jika pun ada kelambu hanya sebanyak 3% dari estimasi penduduk. Alhasil, masih jauh dari cukup.Anggota DPRD Madina Ali Mutiara Rangkuti yang dimintai tanggapannya tentang penyakit malaria ini mengatakan,sejauh ini DPRD sudah mengingatkan Pemkab Madina tentang dampak malaria terhadap generasi baru Madina,sebab, katadia, hasil riset para ahli, anak-anak yang pernah menderita malaria akan mengalami kekurangan daya ingat sekitar 30%.

Ali Mutiara mengatakan, sejauh ini Pemkab Madina kurang mengalokasikan anggaran dana bagi penyetopan mata rantai siklus nyamuk malaria. Untuk itu, dia mendesak Bupati Madina meningkatkan anggaran dana untuk masalah ini di tahun 2014. (BS)

Tidak ada komentar: