Wapres Boediono bersalaman dengan siswi dan siswa Kota Padang (foto: Jerry). |
INFO TABAGSEL.com-Wakil Presiden Boediono meminta para murid-murid sekolah di Sumatera Barat untuk menjadi pandu dan menggantang cita-cita sebagai pemimpin. Indonesia membutuhkan sebanyak-banyaknya pemimpin di berbagai tempat, di berbagai bidang untuk menjadi lokomotif pembangunan di masa depan yang semakin kompleks tantangannya.
“Anak-anakku, bercita-citalah menjadi pemimpin. Kita butuh banyak sekali pemimpin berkualitas untuk memimpin perjalanan bangsa ini. Makin ke depan makin kompleks. Tidak mudah bagi suatu bangsa untuk meniti kompetisi di dunia global. Kita butuh pemimpin-pemimpin yang bisa memimpin gerbong bangsa ini untuk semakin maju,” kata Wapres Boediono saat berbicara dengan para perwakilan pelajar SMA/SMK/MA penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan mahasiswa penerima Bidik Misi serta para pendidik se-Kota Padang di Aula PSMAN 1 Padang, Sumatera Barat, Sabtu 8 Juni 2013.
Wapres Boediono didampingi Ibu Herawati Boediono, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti dan Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim. Turut hadir adalah Wakil Ketua MPR Mohammad Jafar Hafsah, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan Walikota Padang Fauzi Bahar.
Pandu, kata Wapres, bukanlah orang yang mengekor. Pandu berdiri di depan. Pandu adalah pemimpin yang mempunyai pandangan-pandangan luas, yang memiliki pemikiran-pemikiran. Dalam sejarah, kita bisa membaca tentang bangsa-bangsa yang maju, tapi juga banyak bangsa-bangsa yang tenggelam dan hilang dari peradaban. “Ini semua kembali kepada pemimpin bangsa itu sendiri. Dalam memimpin bangsa, kita kembali ke bagaimana kita menyiapkan para pemimpin kita yakni pendidikan,” katanya.
Menurut Wapres, kemajuan di sektor pendidikan di Sumatera Barat yang maju pesat sangat membanggakan. Ini sudah sepantasnya mengingat Sumatera Barat bahkan sejak sebelum Republik merdeka telah menyumbangkan sumber daya guru dan tenaga pengajar yang disebar di seluruh nusantara. “Ini pertama kalinya saya pergi ke Padang, berbahagia diterima di kampus yang demikian megah,” kata Wakil Presiden
Wapres kemudian berbagi kepada para murid, beberapa waktu lampau ia pernah ditanya, apakah kunci pembangunan? Ia menjawab, kunci pembangunan adalah pendidikan dan kesehatan. Setelah dua hal itu selesai, yang lain-lainnya akan mengikuti. Kedua hal itu harus bisa dipupuk dengan baik mengingat keduanya saling terkait.
Wapres Boediono kemudian memaparkan, menjadi pemimpin membutuhkan tiga hal. Pertama, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Kedua, memiliki karakter yang baik seperti kejujuran, keberanian dan disiplin yang harus dibangun setiap hari bukan dengan hafalan dan ulangan, tapi dengan praktek dan tauladan dari para pengajar. Ketiga, cinta tanah air dan bangga mengusung identitas bangsa sendiri.
“Kalau ini semua bisa dilakukan, saya optimis kita bisa menjadi bangsa yang maju. Tak bisa diragukan lagi, banyak pejuang kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia berasal dari Sumatera Barat. Anak-anak tak perlu terlalu jauh mencari tokoh, tapi contohlah para pejuang kemerdekaan Indonesia asal Sumatera Barat,” kata Wapres.
Dalam kesempatan itu Wapres menjawab berbagai pertanyaan tentang ideologi ekonomi, pendidikan karakter, kebutuhan tinggi akan beasiswa bagi pendidikan lanjutan, kebutuhan sarana dan prasarana serta status tenaga pengajar bagi Sekolah Menengah Kejuruan serta penerapan Kurikulum 2013.
Seorang pelajar menanyakan perjalanan hidup Wapres hingga menempati posisi nomor dua di Republik saat ini. “Saya lahir tahun 1942 dan bersekolah tanpa sepatu, di sekolah yang ada hanya empat kelas saja. Tak pernah terpikir di masa itu bahwa saya bisa jadi seperti sekarang. Maka bermimpi boleh, tapi jangan terlalu lama. Yang penting adalah lakukan yang terbaik yang ada di hadapan adik-adik saat ini, hal itu akan membawamu jauh sampai ke tempat-tempat yang tak terbayangkan sebelumnya,” kata Wapres.
Mengenai penerapan Kurikulum 2013 yang masih terbatas, Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim mengatakan bahwa mengingat tahun ajaran berikutnya adalah pertama kalinya Kurikulum 2013 tersebut diterapkan maka sekolah-sekolah yang menerapkannya,di 295 kabupaten/kota di seluruh provinsi, dipilih sekolah-sekolah yang paling siap, berakreditasi A dan berjarak dekat dari pelabuhan udara mengingat materi ajar yang akan didatangkan dari Jakarta. Setelah dievaluasi, maka penerapan Kurikulum 2013 akan dilakukan pada tahun-tahun berikutnya secara merata.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, para siswa yang hadir dalam pertemuan dengan Wakil Presiden tersebut adalah perwakilan dari siswa-siswi Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan se-Sumatera Barat dan para penerima beasiswa Bidik Misi dari pemerintah pusat.
Gubernur melaporkan, pemerintah provinsi Sumatera Barat mengalokasikan dana untuk pendidikan dan beasiswa demi memperluas lagi cakupan bantuan bagi siswa yang kurang mampu. Sumatera Barat, lanjutnya, juga telah berupaya membenahi sistem distribusi Bantuan Operasi Sekolah yang telah mendapat penghargaan sebelumnya sebagai salah satu provinsi yang paling cepat mencairkan dana BOS.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan bantuan korporasi dari Bank BRI sebesar Rp 50 juta masing-masing kepada SMK Dhuafa dan SMAN 2 Padang, bantuan korporasi dari Bank Mandiri sebesar Rp 100 juta berupa perlengkapan sekolah kepada SD Negeri Damar Padang, bantuan korporasi dari BNI46 sebesar Rp 100 juta berupa sarana bantuan pendidikan kepada SMAN 2 Padang, bantuan korporasi Bank BTN sebesar Rp 50 juta berupa sarana dan prasarana sekolah kepada SMAN 1 Padang, bantuan korporasi Bank BNI Syariah berupa uang tunai Rp 50 juta kepada SMAN 16 Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar