DAFTAR BERITA

Minggu, 12 Mei 2013

Penemuan Gunung Padang Momentum Revolusi Ilmu Kebumian


INFO TABAGSEL.com-Penemuan Tim Terpadu Riset Mandiri terhadap bangunan yang tertimbun di bawah situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat bisa jadi momentum bagi revolusi baru dalam ilmu kebumian dan arkeologi. Penggabungan sejumlah metode baru dalam riset Gunung Padang justru menjadi lompatan besar yang berhasil membuktikan hasil penelitiannya.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief, yang menginisiasi terbentuknya Tim Katastropik Purba dan berlanjut dengan Tim Terpadu Riset Mandiri, dan melakukan penelitian secara intensif terhadap situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. “Terus terang pada pertengahan 2011, saya sempat meragukan paparan Tim Geologi bawah permukaan Gunung Padang pimpinan Dr. Danny Hilman, Dr. Boediarto Ontowirjo, Juniardi dan lain-lain. Namun saya percaya dengan integritas keilmuan mereka,” ujar Andi di Jakarta, Sabtu (11/05).

Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana itu mengaku dirinya telah sering berinteraksi dengan ahli-ahli ilmu kebumian itu dalam berbagai forum ilmiah. Mereka juga beberapa kali ke Padang, Sumatera Barat untuk melakukan paparan potensi megathrust 8,9 SR yang dulu juga ditentang banyak kalangan, namun kini sudah menjadi kebijakan mitigasi nasional. “Saya dan para ahli, sudah terbiasa dapat cercaan, makian. Seperti ketiga mengemukakan potensi megatrush,” cerita Andi.


Lebih jauh, Andi bercerita, keraguannya soal riset Gunung Padang berkurang dan sedikit terjawab ketika Tim Geologi melakukan pengeboran pada 4 - 5 Februari 2012. “Saya hadir dan menyaksikan langsung coring di teras 5. Tak ada yang meleset dari pemindaian alat-alat geofisika,” ujar mantan aktivis mahasiswa ini.


Pengeboran dan pemindaian alat-alat geofisika itu, lanjut Andi, sangat akurat. Ada stratigrafi yang menggambarkan adanya struktur di bawah permukaan. “Keyakinan saya bertambah dengan eskavasi lokal oleh arkeolog DR Ali Akbar pada tahun 2012 dan yang terakhir awal Mei 2013 lalu,” terang Andi .


Andi mengaku mengenal Ali Akbar yang merupakan arkeolog dari Universitas Indonesia itu baru pada tahun 2012 saat keduanya bertemu dan memberikan paparan tentang arkeologi dan kebencanaaan di Gedung BNI Kota Tua, Jakarta. “Ini sekaligus menjawab statemen seorang sejarawan dalam sebuah diskusi bahwa saya memilih Dr. Ali Akbar karena dia adalah klik saya di saat gerakan reformasi,” ujar Andi.


Sekarang, keraguan tersebut terjawab sudah. “Kini, keraguan saya berakhir. Hipotesa tentang bangunan di bawah permukaan Gunung Padang, semua sudah terbukti. Selamat kepada para peneliti kita, yang telah membanggakan kita semua,” ujar Andi


Andi menilai, hasil penelitian Gunung Padang ini bisa menjadi batu loncatan untuk kemajuan ilmu kebumian di Tanah Air. “Menyitir apa yang dikemukakan Prof Koesoema Barangkali Pak Danny dan Pak Andang memulai satu revolusi baru dalam ilmu kebumian dan arkeologi,” ujar Andi.


Mengutip pernyataan Wilson, Jr., E. Bright, 1990 dalam bukunya berjudul “An Introduction To Scientific Research,” Andi menyebut, suatu penemuan yang aneh yang tidak sesuai dengan kaidah ilmu yang berlaku dapat mengelindingkan suatu revolusi baru dalam ilmu pengetahuan, namun hal ini sangat sangat jarang sekali terjadi, atau peluang-nya sangat-sangat kecil sekali. “Ya, revolusi baru dalam ilmu kebumian dan arkeologi telah lahir oleh para ahli kita,” tandas Andi

Tidak ada komentar: