DAFTAR BERITA

Selasa, 21 Mei 2013

Menonton Kisah Kakek dan Ayah Gus Dur , Presiden Titikkan Air Mata


INFO TABAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
memuji film tentang perjuangan ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari, kakek dari mantan Presiden Abdurahman ‘Gus Dur’ sehabis menontonnya di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/5/2013).

"Terima kasih serta rasa hormat setingi-tingginya dengan adanya film ini kepada produser, sutradara, dan pemain yang sangat menjiwai, baik itu yang senior maupun yunior. Mereka seakan mampu menghidupkan kembali masa perjuangan kemerdekaan lewat film ini," ucapnya.

Selain itu, SBY mengungkapkan bahwa ia sempat menitikkan air mata ketika menonton film itu.

"Kita tadi juga sempat beberapa kali tahan perasaan haru, air mata kita juga mengalir tadi. Mari kita berikan rasa hormat kepada ulama, pejuang yang telah korbankan apa yang mereka punya kala itu demi kemerdekaan dan kita jangan sampai sia-siakan itu," tegasnya.

Presiden menonton didampingi oleh Ibu Negara, Ani Yudhoyono, serta beberapa menteri dan tokoh NU.

 Sang Kiai
 

Sang Kyai, film tentang Kyai Hasyim Asy’ari, kakek dari mantan Presiden Abdurahman ‘Gus Dur’ Wahid,

mengambil lokasi syuting di beberapa tempat di Jawa dan memakan waktu sekitar 50 hari.

Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto memasang Ikranegara sebagai Ikranagara sebagai Hasyim Asy’ari, Christine Hakim sebagai Nyai Kapu (istri Hasyim Asy’ari), Agus Kuncoro sebagai Wahid Hasyim (anak Hasyim Asy’ari), Adipati Dolken sebagai Harun, dan Dimas Aditya sebagai Husyein.

Lokasi syuting mengambil tempat di Kediri, Nggondang klaten, Solo, Ambarawa, dan Semarang. Keseluruhan pembuatan film ini memakan waktu selama 50 hari yang dimulai tanggal 1 Nov 2012.

Kyai Hasyim adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada awal 1900-an. Ulama kharismatik di Tanah Jawa ini pertama kali membangun Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jawa Timur.

Menurut Rako, film yang berlatar belakang jaman penjajahan ini bertujuan untuk menggugah dan mengingatkan bangsa Indonesia akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Sunil Samtani, produser film Sang Kyai dari Rapi Films, merasa bangga bisa memproduksi film yang menggambarkan sosok kyai yang sangat kharismatik pada masa penjajahan itu.

“KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh kunci dalam menggerakan santri-santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Dengan film ini, kami ingin menggambarkan tokoh KH Hasyim Asy’ari dan cara perjuangannya dengan pendekatan spriritual karena tidak banyak orang tahu tentang perjuangan beliau”, kata Sunil dalam siaran pers yang diterima Kabar24.com

Sunil menjelaskan bahwa keluarga besar Kyai Hasyim Asy’ari dan NU memberikan izin pembuatan film tersebut karena mereka mengerti bahwa tujuan memfilmkan pendiri NU ini adalah sebagai pendidikan moral terhadap bangsa akan pentingnya persatuan bangsa yang dirasakan sudah terkikis.

Rako mengatakan bahwa kisah perjuangan Hasyim Asy’ari difokuskan pada era 1942-1947, sesuai usulan Pengurus Besar N). Sebagai tokoh sentral saat itu, KH.Hasyim Asy’ari adalah penentu arah dalam pengerahan massa santri melawan penjajah.

“Hasyim Asy’ari adalah kyai kharismatik yang menyulut rasa kebangsaaan santri-santrinya di Tebu Ireng yang akhirnya menjalar ke masyarakat umum yang ujung-ujungnya menyulut terjadinya perang tanggal 10 November 1945 yang puncaknya terjadi perobekan bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Purih di Hotel Oranye Surabaya.” tambah Rako Prijanto.

Sementara itu, Ikranagaraa mengaku bangga bisa memerankan kyai yang sekarang sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

“Yang penting bagi saya adalah, saya bisa memberikan yang terbaik bagi film sehingga perjuangan KH Hasyim Asy’ari dapat menginspirasi munculnya sang kyai-sang kyai yang lainnya.”Suara senada juga datang dari artis senior Christine Hakim yang merasa senang akhirnya dia bisa dilibatkan ke dalam film yang bertema kepahlawan dan persatuan bangsa.

Tidak ada komentar: