DAFTAR BERITA

Senin, 07 Januari 2013

AS kecam pidato Assad tentang 'boneka Barat'

INFO TABAGSEL.com-AS mengecam keras pidato Presiden Assad di Suriah yang menuduh oposisi sebagai "boneka Barat".

Departemen luar negeri AS mengatakan rencana perdamaian yang disampaikan Assad "menyimpang dari kenyataan", dan menyebutnya sebagai "upaya rezim untuk mempertahankan kekuasaan."

Uni Eropa merespon pidato itu dengan mengatakan bahwa presiden Suriah harus "mundur dan memberi jalan bagi transisi politik."

PBB memperkirakan bahwa lebih dari 60.000 orang tewas dalam kekerasan yang dimulai pada Maret 2011 itu.

Pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu itu adalah pidato pertama Bashar al-Assad sejak Juni.

Ia menyebut oposisi sebagai "musuh Tuhan dan boneka Barat" dan mengatakan Suriah ingin menegosiasikan dengan "pemimpin dan bukan pelayan."

Ia mengatakan Suriah belum menolak langkah diplomatik tetapi bersikeras bahwa negara itu tidak akan berdiskusi dengan mereka yang memiliki gagasan "teroris."

Assad menyampaikan rencana yang melibatkan konferensi dialog nasional dan referendum mengenai kesepakatan nasional.
Penolakan oposisi

Di Washington, juru bicara departemen luar negeri Victoria Nuland mengatakan pidato itu "adalah upaya rezim mempertahankan kekuasaan dan tidak melakukan apa apa untuk menyukseskan tujuan rakyat Suriah yaitu transisi politik."

Ia menambahkan bahwa inisiatif itu "menyimpang dari kenyataan" dan melemahkan upaya oleh delegasi perdamaian internasional Lakhdar Brahimi.

Ia mengulangi seruan agar Presiden Assad meninggalkan kekuasaan seperti kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton.

"Kami masih berpendapat bahwa Assad harus mundur dan memberi jalan bagi transisi politik," kata Baroness Ashton dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyebut pernyataannya sebagai "pengulangan dari apa yang selalu ia katakan," sementara Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan "janji kosong reformasi tidak menipu siapa pun."

Dalam pidatonya Assad menyampaikan serangkaian langkah yang ia yakini akan menjadi solusi krisis:

-Kekuatan luar harus berhenti mempersenjatai "kelompok teroris"

-Tentara akan menghentikan operasi militer dan mempertahankan hak untuk membela kepentingan negara

-Pemerintah akan menghubungi "individu-individu dan partai politik Suriah" untuk melaksanakan konferensi dialog nasional

-Konferensi itu akan membentuk kesepakatan nasional untuk dimasukkan ke dalam referendum, sebelum ada pemilu parlemen dan pembentukan pemerintah baru

Koalisi Nasional Suriah (SNC) menolak proposal itu.

Juru bicara Walid Bunni mengatakan pada kantor berita Reuters bahwa kelompoknya tidak akan menerima apa pun selain hengkangnya Assad dan pemerintahannya.

Tidak ada komentar: