INFO TABAGSEL.com-PT G-Resources Martabe telah memulai produksi perdananya pada 24 Juli 2012 lalu yang ditandai ditandai dengan penuangan emas pertama ke pabrik pengolahan bijih di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
"Batangan emas bercampur perak pertama dihasilkan dari tungku di ruang pengolahan bijih pada 24 Juli 2012. Ini menandai tonggak sejarah dalam perjalanan tambang emas Martabe menjadi tambang emas berkelas dunia pertama yang berproduksi di Sumatra Utara," kata CEO G-Resources Peter Geoffrey Albert kepada wartawan di Jakarta, Kamis malam.
Presiden Direktur G-Resources Martabe, Peter Albert menilai, langkah perusahaannya untuk memulai produksi di Juli 2012 ini, merupakan pilihan yang tepat di tengah tingginya prospek emas di pasar internasional.
Tambang Emas Martabe adalah aset utama G-Resources Group Limited yang terdaftar di Hong Kong. Peter Albert mengakui, memang produksi perdana tambang emas Martabe berlangsung di tengah lesunya perekonomian Eropa yang belum keluar dari krisis.
Namun ia tidak khawatir bahkan sangat yakin pasar emas dan perak tidak akan jeblok ke depan. Terlebih di tengah kelesuan ekonomi Eropa saat ini, maka investor berebut membeli emas sebagai komoditas lindung nilai. “Prediksi kami prospek emas masih cukup baik ke depan,” ujarnya dalam paparan kerja perusahaan di Jakarta, Kamis (26/7/2012).
Tambang emas Martabe ini memproduksi batangan emas bercampur perak, yang selanjutnya dikirim untuk dimurnikan di PT Logam Mulia Jakarta menjadi emas batangan berkadar 99,99% LME (London Metal Exchange). Produk emas murni itu selanjutnya dijual ke pasar spot internasional, dengan pembeli yang sudah stand by dan pembayaran langsung.
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe memiliki sumberdaya 7,86 juta oz emas dan 73,48 juta oz perak, dengan kapasitas produksi per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.
“Umur tambang Pit-1 diprediksi hingga 10 tahun, dan keseluruhan wilayah Kontrak Karya kami sangat prospektif dengan potensi eksploitasi hingga 50 tahun,” jelas Peter lagi.
Ia menambahkan, sejak awal beroperasi hingga saat ini, G-Resources Martabe telah mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$700 juta. Sementara belanja operasional (opex) perusahaan ini sebesar US$350 – 400 per oz. “Merupakan biaya operasional terendah di antara tambang-tambang emas yang lain,” jelasnya.
Saat ini pemegang saham G-Resources Martabe adalah G-Resources Group Limited (95%) dan PT Artha Nugraha Agung (ANA) sebanyak 5%. PT ANA merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Tapanuli Selatan (70%) dan Propinsi Sumatera Utara (30%) yang mendapatkan saham divestasi perusahaan tambang emas tersebut. Pemilikan saham oleh PT ANA diperoleh dengan pinjaman, yang pembayarannya dicicil lewat dividen. [Antara,Inilah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar