INFO TABAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menangis ketika mendengar kisah Birrul Qodriyah, salah seorang penerima program Bidikmisi, yang kini kuliah Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, walau orang tuanya hanya menjadi buruh tani.
“Saya menangis mendengar testimoni tadi, karena itulah yang saya alami dulu,” kata Presiden SBY saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi dengan 1000 Mahasiswa Program Bidikmisi yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata di atas 3,6 dan memiliki prestasi khusus di luar akademik, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (27/2).
Birrul Qodriyah adalah putri sulung keluarga petani Dusun Puton, Jetis, Bantul, DIY, yang mewakili ratusan mahasiswa peraih beasiswa Bidik Misi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Orangtua saya bukan hanya buruh tani. Sekali menanam hanya mendapat uang Rp 5.000," kata Birrul Qodriyah menuturkan kesedihannya ingin kuliah tapi tak mampu.
Berkat Bidikmisi, Birrul Qodriyah akhirnya bisa kuliah, bahkan menyabet penghargaan Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi tingkat Nasional 2013
Presiden kemudian mengisahkan pengalamannya sekitar akhir tahun 60-an, dimana banyak teman-temannya yang pandai tapi tidak dapat melanjutkan kuliah karena keterbatasan ekonomi. “Kalau pertemuan ini terjadi pada tahun ’61, saya pasti hadir sebagai peserta Bidikmisi,” kata Presiden SBY.
Kepala Negara yang hadir di acara Silaturahmi 1000 Penerima Bidikmisi itu dengan didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono mengemukakan pemerintah mengikuti falsafah pembangunan untuk semua, semua harus terangkat. Kalau ada hasil pembangunan, kata Kepala Negara, semua harus merasakan hasil tersebut.
Pendidikan pun, lanjut Presiden, adalah pendidikan untuk semua. “Tidak boleh ada anak-anak di negeri ini yang kesulitan ekonomi lantas tidak bisa sekolah, mereka punya hak dan peluang yang sama, mereka juga memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpi-mimpinya,” tegas Presiden.
Oleh karena itulah, menurut Presiden SBY, tahun demi tahun pemerintah mengeluarkan kebijakan agar anak-anak yang tidak mampu bisa terus mewujudkan mimpinya, dengan memberikan bea siswa bagi yang berprestasi dan tidak mampu. “Itu semua untuk mewujudkan pendidikan untuk semua. Pemerintah menggratiskan total untuk mahasiswa yang benar-benar tidak mampu,” papar SBY.
Mada Depan Cerah
Meski saat ini telah berhasil menjadi negara yang ekonominya nomor 16 terbesar di dunia, Presiden SBY meyakini, Indonesia masih bisa lebih maju lagi karena masih ada peluang yang kita miliki, yaitu Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), kalau ini kita berdayakan maka masa depan negara kita akan cerah.
Kepala Negara meyakini, dengan semangat yang para mahasiswa canangkan keinginan menjadi negara maju itu akan jadi kenyataan. “Tidak lama lagi pada 100 tahun usia Kemerdekaan kita, pada tahun 2045 Indonesia bisa jadi negara maju. Kita punya potensi, punya tekad, dan jalan,” ujarnya.
Diakui Presiden SBY, semua itu berpulang kepada SDM, terutama generasi mendatang. Oleh karena itulah, Presiden SBY mengatakan, akan terus mendorong Bidikmisi. Presiden menegaskan, pemerintah ingin terus meningkatkan dan memperluas jangkauan program Bidikmisi ini.
“Saya instruksikan Mendikbud dan menteri terkait, tolong diperbanyak dan diperluas jangkauan bidik misi ini,” seru Presiden SBY.
Kepada para mahasiswa peserta Bidikmisi yang ia sebut sebagai mutiara-mutiara yang insya Allah akan jadi putra-putri terbaik bangsa, Presiden SBY meminta, agar terus belajar dan meraih prestasi terbaik. “Negara menunggu karya kalian untuk membawa menuju masa keemasan dan kejayaan RI,” tutur Presiden SBY.
Presiden berpesan, jika mahasiswa peserta Bidikmisi nanti punya peluang, bayarlan apa yang telah diberikan negara untuk mengurangi kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan. “Hanya dgn cara itulah negeri ini terus bergerak maju, makin aman, makin maju, dan makin sejahtera. Selamat berjuang, selamat belajar, sukses untuk semua,” pungkas Presiden SBY.
Presiden kemudian meluncurkan Presidential Scholarship, yaitu program beasiswa prestisius bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh jenjang pendidikan magister (S-2) dan doktoral (S-3) di perguruan tinggi di luar negeri. Turut hadir dalam acara Silaturahmi dengan 1000 Penerima Bidikmisi itu antara lain, Mendikbud Muhammad Nuh, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menristek Gusti Muhammad Hatta, dan Menteri ESDM Jero Wacik. Selain itu, hadir para rektor dari perguruan tinggi di tanah air







Tidak ada komentar:
Posting Komentar