Yogyakarta (ANTARA
News) - Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Pratikno mengatakan
pendidikan di Indonesia saat ini perlu memberikan porsi yang besar pada
wawasan internasional.
"Di zaman yang sudah mengglobal ini, Indonesia perlu memiliki perhatian yang besar terhadap wawasan internasional," katanya di Yogyakarta, Minggu malam.
Dengan wawasan tersebut, kata dia, diharapkan akan semakin mampu memberikan nilai tawar bagi Bangsa Indonesia di kancah internasional.
Wawasan internasional sendiri, kata dia, tidak harus semata-mata dikhususkan bagi mahasiswa jurusan Hubungan Internasional saja, namun juga perlu diberikan bagi peminat program studi lain.
Saat ini dalam aspek ekonomi, kata dia Indonesia sudah menempati peringkat ke-15 dunia, dan menurut berbagai studi, pada 2050 diprediksikan akan menempati peringkat ke-10 dunia.
Hal tersebut, kata dia, sebenarnya membuktikan bahwa Indonesia berpotensi untuk menjadi negara yang besar, yang tentunya di antaranya harus ditopang dengan wawasan dan teknologi berskala internasional.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM Erwan Agus Purwanto juga mengatakan pentingnya penguasaan wawasan internasional di kalangan remaja Indonesia.
Hal tersebut, menurut dia karena pada 2015 Indonesia harus tergabung dalam ASEAN Economic Community yang merupakan pasar bebas bagi negara-negara anggota ASEAN.
Sementara itu, sumber daya manusia Indonesia saat ini, kata dia masih bisa dikatakan tergolong ketinggalan dalam wawasan internasional dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
"Misalnya saja mulai penguasaan Bahasa Inggris, kita masih kurang, berbeda dengan negara ASEAN lain misalnya Singapura dan Filipina yang sehari-hari menggunakan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi," katanya.
Memang, menurut dia, di sisi lain Indonesia memiliki SDM yang memadai secara teknis, namun sebaiknya juga perlu pembekalan wawasan internasional di kancah persaingan global. (LQH/M008)
"Di zaman yang sudah mengglobal ini, Indonesia perlu memiliki perhatian yang besar terhadap wawasan internasional," katanya di Yogyakarta, Minggu malam.
Dengan wawasan tersebut, kata dia, diharapkan akan semakin mampu memberikan nilai tawar bagi Bangsa Indonesia di kancah internasional.
Wawasan internasional sendiri, kata dia, tidak harus semata-mata dikhususkan bagi mahasiswa jurusan Hubungan Internasional saja, namun juga perlu diberikan bagi peminat program studi lain.
Saat ini dalam aspek ekonomi, kata dia Indonesia sudah menempati peringkat ke-15 dunia, dan menurut berbagai studi, pada 2050 diprediksikan akan menempati peringkat ke-10 dunia.
Hal tersebut, kata dia, sebenarnya membuktikan bahwa Indonesia berpotensi untuk menjadi negara yang besar, yang tentunya di antaranya harus ditopang dengan wawasan dan teknologi berskala internasional.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM Erwan Agus Purwanto juga mengatakan pentingnya penguasaan wawasan internasional di kalangan remaja Indonesia.
Hal tersebut, menurut dia karena pada 2015 Indonesia harus tergabung dalam ASEAN Economic Community yang merupakan pasar bebas bagi negara-negara anggota ASEAN.
Sementara itu, sumber daya manusia Indonesia saat ini, kata dia masih bisa dikatakan tergolong ketinggalan dalam wawasan internasional dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
"Misalnya saja mulai penguasaan Bahasa Inggris, kita masih kurang, berbeda dengan negara ASEAN lain misalnya Singapura dan Filipina yang sehari-hari menggunakan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi," katanya.
Memang, menurut dia, di sisi lain Indonesia memiliki SDM yang memadai secara teknis, namun sebaiknya juga perlu pembekalan wawasan internasional di kancah persaingan global. (LQH/M008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar