Jakarta (ANTARA
News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh akan
membentuk tim khusus untuk memantau proses perdamaian setelah bentrokan
antara siswa SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 di Jakarta yang menewaskan
seorang siswa pada Senin (24/9).
Usai menghadiri pertemuan dengan pimpinan kedua sekolah di SMA Negeri 6 Jakarta, Selasa, Mendikbud mengatakan pemerintah akan terus memonitor perkembangan penanganan kasus tawuran antar pelajar tersebut.
"Solusinya kita rancang sistem kegiatan-kegiatan positif bagi para siswa, dan saya akan bentuk desk atau tim khusus yang mungkin berada dibawah Dirjen Pendidikan Menengah yang akan memantau progress apa saja yang terjadi antara kedua belah pihak dari hari ke hari," katanya.
Dia menjelaskan, tim khusus yang meliputi seluruh pihak terkait termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komite Sekolah, Kepolisian dan tokoh masyarakat tersebut akan mencari solusi bersama untuk memastikan kejadian serupa tak terulang.
"Tokoh masyarakat diperlukan untuk memberikan masukan atas kajian sosiologis. Karena kajian sosiologis sangat diperlukan untuk masalah seperti ini," ujar dia.
"Pengawasan tentu bukan dengan penjagaan petugas keamanan yang membawa laras panjang. Pengawasan yang dilakukan harus tetap menjaga suasana sekolah," tambah dia.
Pembentukan tim khusus, kata dia, akan diselesaikan pekan ini sehingga Senin pekan depan mereka sudah bisa mulai bekerja.
Usai menghadiri pertemuan dengan pimpinan kedua sekolah di SMA Negeri 6 Jakarta, Selasa, Mendikbud mengatakan pemerintah akan terus memonitor perkembangan penanganan kasus tawuran antar pelajar tersebut.
"Solusinya kita rancang sistem kegiatan-kegiatan positif bagi para siswa, dan saya akan bentuk desk atau tim khusus yang mungkin berada dibawah Dirjen Pendidikan Menengah yang akan memantau progress apa saja yang terjadi antara kedua belah pihak dari hari ke hari," katanya.
Dia menjelaskan, tim khusus yang meliputi seluruh pihak terkait termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komite Sekolah, Kepolisian dan tokoh masyarakat tersebut akan mencari solusi bersama untuk memastikan kejadian serupa tak terulang.
"Tokoh masyarakat diperlukan untuk memberikan masukan atas kajian sosiologis. Karena kajian sosiologis sangat diperlukan untuk masalah seperti ini," ujar dia.
"Pengawasan tentu bukan dengan penjagaan petugas keamanan yang membawa laras panjang. Pengawasan yang dilakukan harus tetap menjaga suasana sekolah," tambah dia.
Pembentukan tim khusus, kata dia, akan diselesaikan pekan ini sehingga Senin pekan depan mereka sudah bisa mulai bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar