Medan, (Analisa). Gubernur Sumatera
Utara (Gubsu), Gatot Pujo Nugroho; dan Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel),
Syahrul Pasaribu, diimbau berkunjung ke Batangtoru dan melakukan
komunikasi dengan masyarakat setempat secepatnya.
Langkah ini sebagai
respons cepat mereka atas unjukrasa yang seribuan masyarakat Desa Telo,
Kecamatan Batangtoru, terkait rencana pemasangan pipa saluran limbah
tambang emas PT Agincourt Resources, Rabu (5/9).Pendapat ini disampaikan ekonom Universitas Sumatera Utara (USU) yang juga Dekan Fakultas Ekonomi (FE) USU, Jhon Tafbu Ritonga, khusus kepada Analisa, di ruang kerjanya, Kamis (6/9).
"Gubsu dan Bupati Tapsel sebaiknya jangan hanya meminta laporan (atas aksi unjukrasa yang terjadi), tapi sebaiknya langsung ke lokasi itu dan berkomunikasi dengan masyarakatnya," katanya.
Sebab, lanjutnya, jika ditelisik lebih lanjut, di antara penyebab munculnya aksi itu ialah ketiadaan komunikasi di antara para pemangku kepentingan yang terlibat, khususnya masyarakat.
Kunjungan ini juga bermakna strategis karena baik Gubsu Gatot Pujo Nugroho maupun Bupati Syahrul Pasaribu sama-sama menjadi representasi pemegang saham atas perusahaan itu, di samping investor asal Hongkong.
Diyakininya, kunjungan dan komunikasi antara kedua pemimpin daerah itu dengan masyarakatnya akan efektif untuk memecahkan persoalan yang kini tengah terjadi.
"Saya yakin ini bisa diselesaikan melalui komunikasi itu karena masyarakat di sana sangat menghormati pemimpinnya. Datanglah dengan ikhlas, tulus dan berhati bersih. Tidak akan ada resistensi, apalagi Gatot dan Syahrul dianggap dan menganggap sebagai bagian dari keberagaman yang ada," tegasnya.
Kearifan lokal
Ekonom ini menyarankan perusahaan sebaiknya berganti menjadi lebih terdengar akrab di telinga masyarakat.
Nama baru itu bisa dengan merujuk kepada budaya masyarakat setempat. Misalnya, menjadi "PT Emas Marsipature Hutana Be (PT Emas MHB).
Secara sosiologis, ini akan berdampak positif di kalangan masyarakat, misalnya rasa memiliki atau penerimaannya.
Berikutnya yang tak kalah penting dan harus digarisbawahi, masyarakat Tapsel adalah masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi atas lingkungan.
Misalnya sungai. Bagi mereka, sungai menjadi bagian dan identitas kebudayaannya atau kearifan lokal, seperti pemanfaatannya, pelestariannya dan nilai-nilai lainnya.
Dia sendiri, kisahnya, masih lekat dengan budaya itu. "Yang pertama ingin saya lakukan untuk cucu pertama saya adalah membawanya ke kampung halaman dan membawanya mandi di sungai," tuturnya.
"Itulah kehidupan atau kebudayaan masyarakat Tapsel. Jadi, penyelesaian perselisihan yang muncul di Batangtoru itu juga sebaiknya mengedepankan kearifan lokal di sana," sarannya.
Karena itulah, diimbaunya kedua pemimpin daerah itu langsung berkunjung dan berkomunikasi dengan masyarakat setempat secepatnya. dan dalam kesempatan pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar