Nusa Dua (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan, kampanye negatif soal minyak kelapa sawit yang berkembang di dunia murni kepentingan bisnis dan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa minyak sawit tidak sehat.

"`Black campaign` soal sawit itu karena kepentingan bisnis," kata Mentan Suswono, di Nusa Dua, Bali, Kamis, dalam acara "8th Indonesian Palm Oil Conference and 2013 Price Outlook."

Ia mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa negara termasuk Amerika Serikat untuk melakukan penelitian terkait bahaya minyak sawit terhadap kesehatan.

Namun, ia menegaskan belum bisa mempublikasikan hasil penelitian itu dan masih menunggu hasil dialog dengan pihak AS tersebut.

"Saya khawatir kalau dipublikasikan sekarang, mereka akan mencari celah untuk menghantam kita (soal minyak sawit)," katanya.

Menteri menegaskan, kampanye negatif yang banyak dilakukan di luar negeri oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan itu dinilai tidak disertai pertimbangan ilmiah tetapi lebih ke arah bisnis.

"Kampanye negatif kita lawan dengan positif, jadi kita akan terus meyakinkan negara pasar utama kita yakni China dan India bahwa kelapa sawit tidak seperti yang diberitakan," katanya.

Menurut data statsitik Eurostat, Import Uni Eropa untuk komoditas kelapa sawit/CPO dari Indonesia mengalami penuruan tajam pada 2011.

Pada 2010 Uni Eropa mengimpor 2.420.444.700 ton CPO dari Indonesia dan pada 2011 menurun drastis hingga 26 persen atau hanya sekitar 1.791.741.900 ton.

Hal itu diperkirakan salah satunya akibat gencarnya kampanye hitam yang dilakukan LSM di Eropa seperti Greenpeace, Robin Wood, dan WWF.

Bahkan belum lama ini Prancis berencana menaikkan pajak minyak sawit sebesar 300 persen yang diistilahkan dengan pajak Nutella.

Alasannya, bahaya kesehatan gizi dari lemak nabati kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan utama dalam hazelnut cokelat favorit dan bahan makanan di negara itu, sehingga perlu dinaikkan pajaknya.

Senator di Prancis telah menyerukan kenaikan pajak besar pada minyak kelapa sawit yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi luas di negara tersebut di mana masyarakat Prancis rata-rata mengkonsumsi 2 kg minyak sawit per tahun atau 126.000 ton keseluruhan lokalnya.

Pihak yang anti-minyak sawit terus mengkampanyekan tingginya kadar lemak jenuh yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Selain itu juga memiliki risiko kesehatan. Penggunaan industri minyak kelapa sawit telah menyebabkan deforestasi yang meluas di Kalimantan dan Sumatera, menggusur dan membunuh populasi orang utan yang terancam punah karena pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.